Stop ! Jangan Panik Saat Pandemi

Oleh: Alfian Anggraini

optimistv.co.id – Covid-19 telah membuat banyak keresahan di dunia. Setelah virus ini masuk di Indonesia kurang lebih pada 2 Maret 2020 ia banyak membuat geger warga Indonesia. Tidak hanya Indonesia yang di buat geger oleh virus ini, seluruh dunia juga merasakan dampak dari adanya virus ini. Dampak yang begitu dasyat yang hampir merubah kehidupan manusia.

Virus yang dikategorikan sebagai virus yang mematikan ini membuat para pejabat negara merasa kebingungan. Dengan adanya virus ini banyak sektor yang terdampak. Terutama sektor kesehatan, tidak hanya itu sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan dan sektor-sektor lainnya juga mengalami dampak yang cukup besar akibat virus ini.

Setelah setahun lebih virus ini masuk di Indonesia berbagai upaya telah pemerintah lakukan demi mengendalikan virus ini. Dengan terjadinya penikatan kasus yang tidak wajar ini memaksa pemerintah untuk mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan tepat. Seperti pemberian vaksin, pemberian bantuan, penutupan tempat umum, pemberlakuan bekerja dari rumah (work from home), proses belajar mengajar dengan media daring, lockdown, dan upaya-upaya lainnya. Semua itu dilakukan pemerintah demi mengendalikan penyebaran virus ini.

Semakin hari, semakin tinggi angka kasus positif yang terkonfirmasi covid-19 begitu juga dengan kasus kematian akibat covid-19 ini. Hingga rumah sakit yang tidak dapat menampung lagi pasien yang terkonfirmasi. Jika sudah seperti ini siapa yang dapat disalahkan?. Pada situasi yang seperti ini bukan waktu yang tepat untuk mencari kebenaran atau mempermasalahkan siapa yang benar siapa yang salah. Kita semua harus bersatu dan saling bahu membahu untuk mengahadapi pandemi ini.

Baca Juga:  Nurhadi Gandeng Dewan Mahasiswa IAIN Kediri Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan

Hampir setiap hari kita mendengar ambulance yang riwa riwi melintas, entah ambulance tersebut membawa pasien yang positif atau membawa jasad orang yang positif. Panik? Cemas? Dalam kondisi seperti ini tidak saatnya kita untuk panik atau cemas, kita hanya perlu mawas diri.

Dengan kita panik tidak akan menjaga kita dari covid-19. Kita hanya perlu mematuhi protokol kesehatan yang telah ditentukan seperti memakai masker saat keluar rumah karena maskermu melindungiku dan maskerku melindungimu, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak minimal 2 meter, menjauhi keramaian apalagi orang yang sedang berkerumun tidak menggunakan masker, mengurangi mobilitas apabila tidak ada keperluan yang penting lebih baik berdiam diri dirumah.

Setelah protokol-protokol tersebut kita lakukan apakah sudah cukup untuk melawan covid-19? Tidak hanya itu yang menjadi senjata kita yang terpenting adalah imun kita. Ketika imun dalam kondisi baik maka virus tidak dapat masuk di tubuh kita.

Oleh karena itu dengan adanya berita yang menginformasikan tentang covid-19 jangan panik atau cemas cukup digunakan sebagai informasi untuk lebih berhati-hati dan mawas diri. Karena dengan kita panik dan cemas maka akan membuat imun menurun dan virus akan mudah untuk masuk tubuh kita. Yang tak kalah penting dari imun adalah iman, selain menjaga imun juga perlu untuk menjagaa ketaatan kepada Tuhan.

Baca Juga:  Belajar di Rumah Tetap Menyenangkan Walaupun di Tengah Pandemi Covid-19

Lalu bagaimana jika orang terdekat kita terkonfirmasi covid-19?
Ini merupakan situasi yang sulit. Namun lagi-lagi jangan pernah panik dalam menghadapi situasi seperti ini.

Lalu apa yang perlu kita lakukan? Haruskah kita bawa kerumah sakit atau melakukan isolasi mandiri? Ketika orang yang terkonfirmasi positif covid-19 tersebut tidak mengalami gejala yang berat atau bahkan tidak bergejala maka orang tersebut dapat melakukan isolasi mandiri namun harus tetap memperhatikan bagaimana cara isolasi mandiri yang benar.

Selain itu bagi pasien covid-19 yang bergejala ringan juga dapat melakukan isolasi mandiri dengan mempertimbangkan kondisi seperti berusia kurang dari 60 tahun, tidak merokok, tidak obesitas, tidak memilik penyakit lainnya seperti penyakit kardiovaskular, diabetes militus, penyakit paru-paru kronis, kanker, penyakit ginjal kronis, dan imunosupresi.

Bagaimana cara isolasi mandiri yang benar?
Tata cara isolasi mandiri yang benar menurut WHO adalah pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 harus tinggal dalam kamar yang terpisah dari anggota keluarga yang lain namun jika hal ini tidak dimungkinkan maka boleh dalam 1 kamar tetapi dengan jarak minimal 1 meter dan orang yang berada dalam kamar tersebut harus memakai masker, dalam kamar pasien harus ada ventilasi yang baik dapat dilakukan dengan membuka jendela kamar pasien, yang terpenting pasien yang terkonfirmasi covid-19 harus selalu memakai masker medis terlebih ketika di dalam rumah terdapat anggota keluarga yang lain, untuk memutus enularan covid-19 apabila ada tamu yang berkunjung maka tidak diperkenankan untuk masuk kedalam rumah melainkan cukup di luar rumah saja, orang yang merawat pasien cukup 1 orang saja yang dalam keadaan sehat dan tanpa ada riwayat penyakit apapun, orang yang merawat pasien dan anggota keluarga lainnya harus memakai masker medis saat dalam satu ruangan dengan pasien, pasien harus memiliki peralatan pribadi sendiri dan tidak boleh bergantian dengan anggota keluarga lain, permukaan benda yang sering disentuh oleh pasien sebaiknya setiap hari rutin dibersihkan mengunakan disinfektan, anggota keluarga yang bertempat tinggal di isolasi mandiri maka wajib untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, harus memperhatikan etika bersin dan batuk ketika batuk atau bersin maka harus menutupnya dengan siku yang ditekuk atau menggunakan tisu sekali pakai, dan yang terakhir adalah limbah dari pasien seperti masker, tisu, handuk, sprei, dan barang-barang lainnya harus dikemas dengan kantong yang tertutup kuat untuk mencegah penyebaran covid-19.

Baca Juga:  Bupati Madiun Ngopi Bareng Bersama Insan Pers

Jangan pernah panik apabila kita mendengar tentang kenaikan dari kasus terkonfirmasi covid-19. Begitupun ketika ada orang terdekat yang terpapar, tetap tenangdan tetap patuhi protokol kesehatan. Apabila tidak ada gejala berat pada pasien cukup lakukan isolasi mandiri dengan memperhatikan cara isolasi mandiri yang benar, namun jika disertai dengan gejala berat maka melakukan pemeriksaan kerumah sakit agar segera mendapatkan penanganan. Keep calm and stay healthy.

* Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Perbankan Syari’ah IAIN Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *