KOTA KEDIRI | optimistv.co.id – Budidaya tanaman hidroponik di Kota Kediri menemui angka pertumbuhan yang cukup pesat hingga tahun 2021.
Tercatat pada data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, mulai tahun 2019 hingga kini terdapat 38 petani hidroponik dengan total 50.000 titik tanam.
“Kami pun optimis nantinya di tahun 2022 jumlah titik tanam mencapai 100.000 titik. Angka tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ujar Imam Zarkasyi Direktur Kediri Lebih Makmur (KLM) AgroHub.
Berbicara mengenai hidroponik sebagai bisnis, memang harus diiringi dengan penambahan titik tanam karena berpengaruh dengan pengeluaran produksi dan omset yang didapat.
Dengan harga yang dinilai tidak mengalami begitu banyak fluktuasi saat pandemi, menjadikan petani hidroponik mampu tetap bertahan. Bahkan dalam pemulihan ekonomi pun termasuk cepat.
“Karena memang masa tanam singkat dan perputaran modal yang cepat. Jadi hidroponik dapat menjadi opsi,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mohammad Ridwan.
Dari sepak terjang petani hidroponik yang tergabung Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari) binaan DKPP Kota Kediri, saat ini mereka juga menjadi narasumber pemateri bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang budidaya hidroponik.
Sebanyak 21 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta jurusan Agroteknologi belajar langsung di beberapa green house di Kota Kediri selama 2 pekan.
Kegiatan yang dibagi menjadi 2 gelombang ini merupakan hasil Kerjasama dari Kediri Lebih Makmur (KLM) AgroHub Kota Kediri yang termasuk dalam Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari) dan UNS.
Dipilihnya Kota Kediri menjadi jujukan mahasiswa ini karena masih hanya Kota Kediri yang sudah memiliki kurikulum pembelajaran hidroponik.
Kurikulum tersebut dirangkum oleh Agus Fatoni, salah satu anggota Kohikari yang juga pegawai DKPP Kota Kediri.
Kurikulum terdiri dari beberapa materi mulai dari persiapan tanam sampai hal-hal yang perlu diperhatikan pada pertanian hidroponik.
Ketua Kelompok Magang Industri Bramantyo Bagus menyampaikan selama 9 hari terjun langsung, mereka langsung praktek mulai dari persiapan tanam hingga pemasaran hasil hidroponik.
Ada banyak ilmu tambahan yang mereka dapatkan meskipun sebelumnya mereka juga sempat ikut mengelola Green House yang ada di kampus.
Pelajaran mengenai pembuatan nutrisi pun didapatkan para mahasiswa dari narasumber dan pengelola KLM AgroHub, sehingga nantinya mereka tidak hanya menggunakan nutrisi yang sudah jadi.
“Kami mendapat ilmu mengenai pembuatan nutrisi mulai dari pengetahuan tentang nutrisi makro dan mikro dan cara mencapai target unsur tertentu,” ujar salah satu anggota sambil menunjuk papan tulis yang berisi rumus formula nutrisi.
Saat ditanya harapan mereka, salah satu menyampaikan dengan perkembangan teknologi, petani hidroponik Kota Kediri diharapkan dapat mengaplikasikan kemudahan tersebut pada lahannya. Seperti misal memantau kadar Ph dan nutrisi dalam air melalui screen yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Menyikapi hal tersebut, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyambut baik sinergi tersebut.
Mas Abu menyampaikan kolaborasi dengan berbagai pihak dinilai mampu mengoptimalkan potensi di Kota Kediri, termasuk di bidang pertanian hidroponik.
“Kegiatan magang ini bisa jadi ajang tukar ilmu dan pengalaman antara mahasiswa dan petani. Saya harap nantinya akan ada pengetahuan baru yang masuk dan mempercepat perkembangan pertanian di Kota Kediri,” ujar Mas Abu. (Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Kediri)
Reporter : Edy Siswanto