PROBOLINGGO, optimistv.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pemerintah Kota Probolinggo menggelar pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Senin (15/8) di MA Riyadlus Sholihin. Pembentukan SPAB ini adalah bagian dari program pengurangan risiko bencana.
“Program dari kami adalah pengurangan risiko bencana, kita coba ke pencegahan, kita mengajari, edukasi, sosialisasi, tandur-tandur dan lain-lain itu bagian daripada pencegahan,” jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jawa Timur Budi Santoso.
Diketahui program serupa juga telah berjalan di Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Pamekasan. Namun, menurut Kalaksa Budi, untuk di Kota Probolinggo adalah pertama kali dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren. “Karena ada perda oleh gubernur disampaikan dan disahkan melalui dewan kita sasar pondok pesantren, pertama di MA Riyadlus Sholihin,” katanya.
Mewakili Wali Kota Probolinggo membuka acara, Asisten Administrasi Pemerintahan Gogol Sujarwo menyampaikan terima kasih kepada BPBD Provinsi Jawa Timur karena turut serta bersama-sama menjalankan amanat UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. “Karena ada bentuk perhatian dan implementasi yang ada di daerah karena ini memang amanat dari undang-undang 24 tahun 2007 bahwa kita semua harus tangguh ya, ini tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan swasta,” kata Gogol.
Gogol juga berpesan kepada BPBD Kota Probolinggo dan Kemenag setempat, agar kedepan lebih banyak lagi sekolah-sekolah ikut program SPAB. “Mengingat pentingnya program SPAB ini, pak wali berharap untuk sekolah sekolah lainnya dari jenjang terbawah sampai jenjang menengah di Kota Probolinggo juga dapatnya segera dikembangkan sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana,” pesan Gogol.
Selama 2 hari kedepan, siswa-siswi MA Riyadlus Sholihin akan didampingi oleh Dian Harmuningsih dari Koordinator SRPB (Sekber Relawan Penanggulangan Bencana) Jawa Timur mengikuti berbagai pelatihan. Diantaranya kajian risiko bencana, pembentukan tim siaga sekolah, simulasi, kesiapsiagaan bencana dan kesiapsiagaan perlindungan diri.
Khusus untuk simulasi, Dian dan tim akan memberikan contoh kesiapsiagaan bencana alam saat terjadi gempa bumi. “Kenapa gempa karena kita berada di lempeng, Jawa Timur, gempa itu hitungan detik dan itu harus dilatihkan ketika ada gempa anak-anak harus siap makanya kenapa simulasinya kita ambil gempa,” terang Dian.
Sebagai pendukung pembelajaran, BPBD Provinsi Jawa Timur juga telah menyiapkan Mosipena yakni Mobil Edukasi Penanganan Bencana. Yang dilengkapi fasilitas videotron, komputer interaktif, mobile sound system, literatur buku tanggap bencana, banner serta kelengkapan unit lainnya.
Hadir di lokasi acara antara lain Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo, perwakilan Kantor Kemenag Kota Probolinggo dan Kepala Sekolah MA Riyadlus Sholihin H. Suhlal.
Reporter : Nanang