Dinas PUPR Bikin Jalan di Kab. Mojokerto Mulus dan Baik, Perkenomian Masyarakat Kian Meningkat

MOJOKERTO, mediabrantas.id – Saat ini kondisi jalan yang ada di desa baik itu jalan desa atau jalan poros yang ada di Kabupaten Mojokerto terlihat mulus dan baik, bahkan lebarnya pun mencapai 5 – 8 meter dengan bangunan kontruksi cor beton.

Kondisi jalan mulus dan baik ini ternyata merupakan program pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui leading sektor Dinas PUPR. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya pembangunan jalan dan jembatan yang tahun ini menelan anggaran Rp 120 miliar ini.

Sebagian besar jalan di Kabupaten Mojokerto dibangun dengan konstruksi beton hingga lebarnya menjadi 5-8 meter.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, ST, MBA, ini  menjelaskan, tahun ini pihaknya mengerjakan 39 proyek infrastruktur jalan dan jembatan menggunakan anggaran Rp 118,409 miliar. Terdiri dari 26 proyek yang pendanaannya bersumber dari APBD 2022 Rp 90 miliar, serta 13 proyek dari Perubahan APBD 2022 Rp 30 miliar.

Baca Juga:  Nasib Suprihatin di Hari Kemerdekaan RI Ke-78 Masih Memprihatinkan

“Total panjang jalan yang kami kerjakan dengan anggaran APBD 22 Km. Ada 26 kegiatan, saat ini tinggal 2 titik yang belum selesai, yang 24 kegiatan sudah selesai, tinggal administrasi keuangannya. Dari 26 proyek jalan dan jembatan yang menggunakan anggaran APBD 2022, 19 di antaranya kegiatan pelebaran jalan. Sedangkan 7 proyek terdiri dari 1 pembangunan jembatan, 3 rekonstruksi atau peningkatan jalan, 2 pemeliharaan berkala jalan, serta 1 rehabilitasi jalan,” ucap Bang Rei, panggilan akrab Rinaldi Rizal Sabirin, Jumat (2/12/2022).

Dilain pihak, Kabid Bina Marga, Henri Surya mengatakan, pelebaran 19 ruas jalan seluruhnya menggunakan konstruksi cor beton. Karena ruas jalan tersebut mengalami kerusakan lebih dari 10 persen. Menurutnya belasan ruas jalan itu bakal cepat rusak lagi jika dibangun menggunakan konstruksi aspal. Selain itu, setiap ruas jalan dilebarkan menjadi 5-8 meter.

“Kondisi awal rata-rata lebarnya 3-5 meter. Kalau jalur utama penghubung antar kecamatan kami lebarkan menjadi 8 meter. Kalau jalur antar desa pelebaran dari 3 meter menjadi 5-5, 5 meter. Jalan cor beton yang dibangun di Kabupaten Mojokerto menggunakan standar kualitas yang telah ditentukan di tahap perencanaan. Ketika membuat perencanaan, pihaknya juga melakukan kajian beban lalu lintas untuk menentukan kualitas beton yang akan digunakan,” ungkap Henri.

Baca Juga:  Kodim 0820 Salurkan BTPKLWN di Kota-Kabupaten Probolinggo

Lebih lanjut dikatakannya, Daya tahan jalan cor beton sampai 10 tahun masih kuat, kerusakan wajar, masih relatif bagus dan layak dilalui. Kalau jalan aspal 2 tahun sudah rusak. Sehingga jalan beton mengurangi biaya pemeliharaan jalan. Memang kenyamanan kurang karena membuat ban cepat aus. Pembangunan jalan dan jembatan menjadi salah satu prioritas Pemkab Mojokerto sejak 2010. Hasilnya, jalan mantap yang kala itu di angka 50 persen, kini menjadi 80 persen lebih. Total jalan Kabupaten Mojokerto mencapai 1.040 Km.

“Artinya, pekerjaan rumah Pemkab Mojokerto di bidang infrastruktur jalan masih sangat besar, yakni sekitar 200 Km yang perlu digarap ke depan. Dari jumlah itu, sebagian kondisinya rusak, sebagian lainnya perlu dilebarkan. Angka tersebut belum termasuk ratusan jembatan yang harus dilebarkan. Kami kerjakan bertahap sesuai kekuatan anggaran setiap tahun. Yang sudah disetujui tahun depan ada 40 kegiatan. Anggarannya sekitar Rp 170 miliar untuk pelebaran jalan, pembangunan jembatan, rekonstruksi jalan, pemeliharaan berkala dan rehabilitasi jalan,” terang Henri.

Baca Juga:  Antisipasi PMK, Hewan Ternak di Sidorejo Divaksin

Lebih jauh dikatakannya, pembangunan jalan dan jembatan secara masif dilakukan Pemkab Mojokerto untuk pemerataan peningkatan ekonomi masyarakat. Banyak desa yang dulunya sulit diakses kendaraan, kini mempunyai jalan yang bagus dan lebar. Dampaknya nilai jual tanah meningkat hingga 10 kali lipat. Pasar yang dulunya sepi, seperti Pohjejer dan Dlanggu menjadi ramai. Akses ke objek-objek wisata menjadi lebih banyak sehingga para pengunjung nyaman. (Kartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *