Keluarga Besar Hadi Purwanto dan Warga Banjarsari Ngalap Berkah di Makam Mbah Sentono

MOJOKERTO, mediabrantas.id – Ratusan warga Dusun Banjarsari, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto rutin sebulan sekali mengadakan acara Khotmil Qur’an dan Do’a Bersama serta Kenduri,Tumpeng ini patut diapresiasi, sebab giat keagamaan yang diisi pula dengan ceramah agama oleh Kyai Mathori Hasan, Minggu siang (6/7/2025) di  Aula terbuka Makam Umum  Dusun Banjarsari ( Eyang Temenggung Soekarto Widjoyono ( Mbah Sentono ) ini tetap Istiqomah hingga kini, Bahkan kegiatan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT ini sudah masuk pada periode ke-14.

Sementara itu, penanggung Jawab Kegiatan, Hadi Purwanto, S.T., S.H., M.H yang akrab disapa Gus Hadi ini mengatakan bahwasanya kegiatan Khotmil Qur’an dan Do’a Bersama ini merupakan sarana bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tua dan leluhurnya.

Gus Hadi menjelaskan pula bahwa tidak gampang untuk mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan apa lagi sampai Istiqomah.

“Kami Istiqomah mengadakan kegiatan ini, tidak ada kepentingan apa – apa, Kami hanya Belajar berbuat kepada sesama dan giat ini bisa bermanfaat bagi orang lain, dan Alhamdulillah, Kegiatan ini sudah 14 bulan berlalu, semua ini laksanakan bersama keluarga dan Warga Dusun Banjarsari semata -mata karena Lilahi Taala, demi Akhirat Kelak, karena semua yang bernyawa pasti akan mati, dan kematian itu nantinya akan dimintai pertanggungjawaban kita dihadapan Alloh SWT, Karena kehidupan Akhirat itu ada,  makanya kita selalu belajar Ikhlas dengan perbuatan kita, Semata -mata karena Alloh SWT, ” tegas Gus Hadi Didampingi Tokoh masyarakat Abah Ismail Pribadi dan Mas Putut.

Baca Juga:  25 Anggota DPRD Kota Mojokerto Periode 2024 - 2029 Resmi Dilantik, Siap Menjalankan Amanah Rakyat

Dilain pihak, Kyai Mathori Hasan dalam ceramahnya menjelaskan Asal Usul Orang Jawa  di bulan suro karena takut saingan dengan Nyi Roro Kidul.

Sebab Hal ini adalah sebuah kepercayaan yang populer di masyarakat Jawa, Sebab kita tinggal di Tanah leluhur Majapahit yang masih memegang kultur budaya ke Majapahitan ,  sebuah figur mitologis dalam budaya Jawa yang diyakini sebagai penguasa laut selatan Jawa.

Menurut Kyai Mathori bahwa cerita Nyi Roro Kidul itu  sebagai seorang ratu yang cantik dan memiliki kekuatan supernatural.

“Bulan Suro diyakini sebagai bulan yang memiliki kekuatan mistis yang kuat, dan Nyi Roro Kidul diyakini memiliki peran penting dalam bulan ini,”ucap Kyai Mathori.

Dalam ceramahnya Kyai  Mathori, juga menyebutkan bahwa orang Jawa percaya bahwa jika seseorang menikah di bulan Suro, maka Nyi Roro Kidul akan merasa “Tersainggi” dengan pengantin baru.

Baca Juga:  All Out Kaderisasi Demi Kemajuan GP Ansor Kabupaten Blitar

Sebab kalau ada Resepsi Pernikahan di Bulan Suro ini, maka ini diyakini dapat membawa kesialan atau kemalangan bagi pasangan yang menikah.

“Kepercayaan ini berdasarkan pada mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat Jawa, khususnya di tanah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun, perlu diingat bahwa kepercayaan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam agama Islam atau ajaran lainnya,” lanjut Kyai Mathori.

Kabupaten Mojokerto
Hadi Purwanto bersama masyarakat Dusun Banjarsari saat mengikuti Do’a Bersama di Makam Mbah Sentono

Dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan ini masih banyak dipercayai oleh masyarakat Jawa, terutama di daerah pedesaan. Namun, banyak juga yang tidak mempercayai kepercayaan ini dan memilih untuk menikah di bulan Suro tanpa melakukan ritual atau upacara khusus sesuai dengan keyakinan dan kepercayaanya masing masing.

Dalam ceramahnya Kyai Mathori juga mendoakan warga Dusun Banjarsari dan sekitarnya yang hadir mengikuti kegiatan di makam Mbah Sentono ini agar diberikan keselamatan.

Baca Juga:  Kades Sugeng Subianto Lantik dan Ambil Sumpah Jabatan Tiga Perangkat Desa Jatilangkung

“Semoga kita semua dihindarkan dari segala musibah saat bulan suro ini,” ucap  Kiyai Mathori dalam doanya.

Di tempat yang sama Ustadz Mukid selakuk penasehat kegiatan juga berkesempatan memberikan sambutanya bahwa  manusia tidak akan bisa menghitung berapa banyak nikmat dari Allah selama hidupnya, Sedangkan Kegiatan ini sudah putaran ke-14 dilaksanakan di Dusun Banjarsari. Tanpa dukungan dari masyarakat setempat tidak mungkin kegiatan ini bisa berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan tersebut Ustadz Mukid juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Dusun Banjarsari dan juga rekan media yang telah mensiarkan kegiatan positif ini.

“Mas Hadi sudah selalu istiqomah mendukung tenaga, materi dan pikirannya untuk kegiatan ini, Sebab Ini bukanlah kegiatan pribadi tapi ini kegiatan Dusun Banjarsari. Saya minta Tolong Kepala Dusun Banjarsari agar mengarahkan seluruh warganya bersih-bersih ketika mau kegiatan Khotmil Qur’an dan mengikuti Khotmil Qur’an di setiap Ahad pertama.,” tegas Ustadz Mukid.

Ustadz Mukid juga mengucapkan Alhamdulillah yang datang ini sudah Istiqomah. Tinggal terus menambah jumlah jamaah yang hadir dalam kegiatan ini.

“Semoga kita yang hadir di tempat ini mendapatkan Barokah dari Allah SWT, Aamin YRA,” do’a Ustadz Mukid mengakhiri sambutannya. (Kartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *