BLITAR | optimistv.co.id – Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (Sekdintangan) Kabupaten Blitar, Ir. Nevi Setyabudiningsih, MMA, Rabu (08/01/2020), mendampingi Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia Sukarman, mengunjungi persawahan di Kabupaten Blitar.
Mengawali kunjungan kerja (kunker) pejabat Kementan itu dengan mengunjungi persawahan di Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Disana, pihaknya bersama Sekdintangan Kabupaten Blitar meninjau areal persawahan yang penuh ditanami cabai.
Dikonfirmasi di sela-sela kegiatan inspeksi, Sukarman mengaku tujuannya ke Kabupaten Blitar untuk memantau pasokan produksi cabai rawit.
Dikatakannya, saat ini pasokan cabai rawit secara nasional dan di Kabupaten Blitar terjadi peningkatan, terlebih di bulan Januari tahun 2020 ini mengalami surplus.
“Untuk Desa Jabung sendiri sawah yang panen cabai rawit seluas 75 hektare. Kalau se Kabupaten Blitar sekitar 800 hektare. Ada peningkatan produksi walaupun sudah lewat masa panen raya. Sekarang ini harganya cukup tinggi, apalagi pasokan yang di sentra-sentra ini juga demikian,” jelasnya.
Walaupun begitu, pihaknya tetap terus berupaya bagaimana kebijakan yang akan ditempuh untuk menjaga stabilitas harga produksi dan jual cabai rawit. Sehingga, sirkulasi harga salah satu bumbu dapur ini tidak merugikan petani maupun konsumen.
Sementara Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Blitar, Ir. Nevi Setyabudiningsih, MMA mengatakan, Kabupaten Blitar merupakan pusat pasokan produksi cabai. Sehingga, jika pasokan cabai menurun, akan berpengaruh terhadap pasokan cabai nasional.
Lebih lanjut Nevi menegaskan, harga cabai akhir-akhir ini mengalami kenaikan. “Kemarin 38 ribu, sekarang 40 ribu. Tugas pemerintah, tentu menjaga stabilitas harga. Cuaca seperti sekarang ini juga ikut mempengaruhi produksi dan penjualan cabai, karena menanam cabai kalau di musim hujan sulit. Tapi Insyaallah pasokan cabai kita aman dan stabilitas harga juga masih bisa dipastikan tidak merugikan petani dan konsumen,” pungkasnya.
Reporter: Muklas
