MOJOKERTO, mediabrantas.id – Anggota DPRD Kota Mojokerto, H. Sugiyanto, SH, mengelar Serap Aspirasi Masyarakat (Reses) tahap III Tahun 2022 di Jalan Kawi X Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Sabtu (17/12/2022) malam.
Dalam Reses tersebut, pria yang akrab disapa Abah Gie itu mendapat banyak keluhan dari warga di lingkungan tersebut, dikala musim penghujan, sering terjadi banjir dan terjadi genangan air, karena tersumbatnya saluran air.
Reses tersebut terbilang istimewa, karena dihadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur yang juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Mojokerto, H. Hidayat. M.Si.
Salah satu warga Jalan Dieng Umar, selaku peserta Reses mengatakan, bahwa di perumahan Dieng kalau hujan banjir. Selokan dari kanal sudah dipercepat karena bisa dipastikan setiap tahunnya selalu digenangi sampah, dan akhirnya air tidak bisa mengalir ke sungai dikarenakan kondisinya yang lebih rendah.
Sementara itu, Marzuki, warga Kawi juga menambahkan, Kalau terjadi hujan deras dan lama, pasti banjir dan kadang-kadang air masuk ke dalam rumah.
Dijelaskan oleh Marzuki, masalah banjir terjadi sebagai akibat dari pembangunan yang begitu gencar. Pohon-pohon yang berfungsi sebagai resapan air banyak ditebangi, sehingga resapan air berkurang.
Dengan berpengalaman di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto, dirinya mengusulkan solusi untuk mengatasi banjir dengan membuat biopori. Biopori itu perlunya dirawat, di kasih daun, dan kulit buah supaya cacing di dalam biopori bisa makan dan tanah menjadi gembur.
Masih kata Marzuki, salah satunya untuk mengatasi banjir yaitu dengan pembuatan biopori di setiap RW atau lingkungan. Biopori ini merupakan sumber resapan yang tujuannya untuk menampung resapan air jika musim hujan.
Dilain pihak, keluhan Warga lainnya juga mengungkapkan, jika sebelumnya air bisa masuk ke saluran, namun saat berbalik, air tidak bisa masuk. “Kalau hujan sedikit saja airnya itu tidak masuk ke sungai, tapi lewat Jalan Raya,” katanya jengkel dengan situasi Kota Mojokerto yang selalu banjir pada musim hujan.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Anggota DPRD Kota Mojokerto dari Partai Gerindra, Abah Gie mengatakan, dirinya akan menindaklanjuti dengan RT dan RW setempat. “Semua itu ada mekanismenya, kalau enggak melalui perangkat RT RW itu susah. Karena waktu PU survei, siapa yang ditemui, nanti biar ada yang tanggung jawab mengenai keluhan Warga untuk ditindak lanjuti,” katanya.
Menurut Abah Gie, persoalan banjir bukan pada pembenahan salurannya di wilayah kota, tapi outflow-nya. “Saluran di Jalan Empunala sampai di Kantor Kecamatan Magersari itu besar. Tetapi ketika masuk di bawah Jalan Raya Bypass, salurannya kecil. Bypass itu wilayahnya provinsi, izinnya provinsi. Ini mumpung ada Pak Hidayat, mungkin bisa dibantu,” lanjut Abah Gie.
Untuk Penanganan banjir, kata Abah Gie yang menjabat sebagai Bendahara DPC Partai Gerindra Kota Mojokerto ini, memang tidak bisa hanya salurannya saja yang fibenahi. Sebab, kalau kapasitasnya tidak nampung juga percuma. “Menurut saya solusinya dengan pompa air. Kita sudah mengusulkan ke PUPR agar penanganan banjir itu selain melalui flow gravitasi, juga dengan pompa,” jelas Abah Gie.
Dijelaskan Abah Gie, pompa air hanya ada di Kuti yang dipasang oleh Provinsi Jawa Timur. “Kalau cuma satu, Kota Mojokerto besar. Lagi pula airnya belum tentu ngumpul ke sana semua. Alhamdulillah sekarang pompa yang di Gajah Mada sudah dibenerin, tahun 2023 ini dianggarkan 600 juta untuk pemasangan pompa baru lagi, mudah-mudahan banjirnya tidak lama-lama,” terang Abah Gie.
Penanganannya, selain melalui perbaikan saluran, biopori sebagai sumur resapan. “Nanti saya komunikasikan dengan PU teknisnya bagaimana. Kalau biopori mungkin di wilayah-wilayah perkotaan sebenarnya cocok, Karena yang saya tahu di PU itu hanya perbaikan u-geter,” lanjut Abah Gie. (Rrin Fadillah)