Anggota DPRD RI Fraksi PPP Bersama Dinas Pertanian Mengajak Para Petani Giat Bimtek

JOMBANG (OPTIMIS) – Menteri Pertanian RI (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak generasi milenial untuk menjadikan negara Indonesia tumbuh secara baik melalui inovasi dan kreativitas di sektor pertanian,giat bimtek dilaksanakan pada Sabtu 11/06/2022

Mentan SYL mengatakan, di masa sekarang inovasi dan teknologi menjadi sangat penting karena bisa mempercepat putaran ekonomi nasional. Sebaliknya, inovasi dan teknologi jika tidak dilakukan secara maksimal akan memperlambat laju pertumbuhan.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Dan Allah telah memberikan kekayaan. Siapa yang cepat dia akan berhasil. Dan siapa yang diam dia akan kolaps,” ujarnya.

Digital system adalah cara baru untuk menciptakan tukar menukar pasar yang lebih baik. Jadi gunakanlah kesempatan yang sangat baik ini. Saya sebagai Menteri sesuai perintah Bapak Presiden siap mendorong anak-anak milenial berbuat yang lebih baik untuk masa depan bangsa,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, “Pertanian itu seksi. Karena, banyak sektor usaha yang bisa dikerjakan dan dimanfaatkan. Peluang-peluang ini yang kita harapkan bisa dimanfaatkan generasi milenial.

Dedi menambahkan, generasi muda juga diharapkan bisa memberikan pembaruan. “Lewat para milenial, kita berharap lahir inovasi-inovasi untuk mendukung pengembangan serta memaksimalkan pertanian. Adanya masa seperti saat ini membuat perubahan dalam transaksi pembelian, dimana orang lebih banyak menggunakan jasa e-commerce. Hal ini harus disikapi menjadi peluang baru bagi generasi muda, ” kata Dedi.

Baca Juga:  Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Hj. Rupiatin, SH, Gelar RESES Tahap III 2022

Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) bersama Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh. Bimtek yang bertajuk PElatihan E-Commerce ini dilaksanakan di Kabupaten Jombang, Sabtu(11/6/2022).

Bimtek dihadiri oleh Ugik Rohmadi Wakil dari Polbangtan Malang, Ema Umiyyatul Chusnah selaku anggota Komisi IV DPR RI, dan Much. Rony selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, serta 100 petani dan penyuluh se-Kabupaten Jombang.

Ugik Rohmadi mengatakan kalau melihat data petani dari jumlah penduduk Indonesia yang kurang lebih saat ini berjumlah 250 juta, jumlah petaninya itu tersisa hanya 33,4 juta, jadi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dari 33,4 juta tersebut atau sekitar 12% yang terkategori petani muda atau petani milenial yang berusia sekitar 21 – 39 tahun itu tinggal 8% dari 33,4 juta tersebut atau kalau dijumlahkan sekitar 2,7 juta, berarti 30,7 juta adalah bukan petani milenial yang usianya diatas 39 tahun.

Baca Juga:  Pak Lutfi Serahkan Bantuan Bibit Bawang Merah ke Poktan Sumber Mulyo Pohrejo

Melihat kondisi tersebut, jumlah petani terus mengalami penurunan harus diimbangi dengan regenerasi petani. “Dari luas daratan Indonesia yang kurang lebih 1,9 juta kilometer persegi mayoritas adalah sektor pertanian, akan sangat mengkhawatirkan, sehingga Komisi IV bersama Kementan terus mengadakan kegiatan yang arahnya kepada kegiatan regenerasi petani,” kata Ugik.

Dia menuturkan, sudah banyak kegiatan yang digagas oleh Komisi IV bersama Kementerian Pertanian, di antaranya Kelompok Usaha Bersama (KUB), Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM). Termasuk kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Petani. “Sehingga jiwa atau kemauan generasi muda kita di sektor pertanian terus mengalami peningkatan,” ujarnya.

Ema Umiyyatul Chusnah dalam sambutannya menuturkan, saat ini dituntut adanya perbaikan sistem distribusi hasil pertanian untuk mempermudah aksebilitas, memperpendek rantai pasok, dan pemerataan distribusi pangan. Selain itu juga tentu perlu meningkatkan produksi dalam negeri untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri.

Saat ini ada perilaku konsumen yang cenderung lebih menyukai belanja dari dalam rumah dan menuntut produsen, termasuk kelompok tani dan koperasi tani untuk beradaptasi dari pemasaran secara offline ke e-commerce, ” kata Ema menambahkan.

Saya melihat sistem e-commerce diperlukan untuk mengurangi tingkat kontak langsung antar manusia. Sistem e-commerce juga lebih cepat dan praktis dalam penggunaannya,” ucapnya.

Baca Juga:  Musim Kemarau, Petani Hidroponik Kota Kediri Waspada Hama Penggorok dan Kutu Daun

Namun sayang, kata Ema, hingga saat ini banyak daerah dan masyarakat yang belum bisa mengakses e-commerce karena minimnya jaringan internet. Oleh sebab itu dia meminta pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur jaringan internet khususnya untuk wilayah desa dan daerah pelosok. Sebab para produsen pangan (petani) sebagian besar tinggal di pedesaan yang yang masih sulit dijangkau jaringan internet.

Kita perlu belajar dari pelaksanaan pendidikan online yang beberapa waktu lalu sejumlah daerah mengalami kendala akibat minimnya jaringan internet. Kendala yang sama dihadapi oleh e-commerce. Selain itu perlu peningkaan kualitas SDM di bidang pertanian agar mereka mudah menggunakan fasilitas e-commerce,” ucapnya.

Ema juga menilai sistem e-commerce sangat cocok untuk kalangan muda, dan menurut kami pemerintah perlu serius memberdayakan para milenial agar menggeluti pertanian sehingga ada regenerasi petani.

Dia berharap para peserta bisa menerapkan ilmu dan ketrampilan yang didapat pada Bimtek ini dalam menggeluti bisnis terutama bisnis pertanian.

Bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi e-Commerce untuk Usaha Petani, dan pengenalan E-Commerce yang disampaikan masing-masing oleh Ahsanun Naseh Khudori, M.Kom, dan Ahmad Farhan S.Kom, MM

Reporter : Budi Tanoto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *