Cara Berpakaian Perempuan yang Benar Harus Seperti Apa ‘Lagi’ ?

oleh : Rika Febriyani

optimistv.co.id – Perempuan merupakan makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia. Dalam agama Islam perempuan ditinggikan derajatnya sehingga ia menjadi salah satu aspek penting dalam beribadah kepada Allah. Bukti kemuliaan perempuan tersebut sering tertulis dalam Alquran, khususnya pada Surah An-Nisa. Tidak itu saja, Rasulullah SAW juga bersabda tentang keistimewaan perempuan melalui banyak hadist, diantaranya yaitu dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau mau.’” (HR. Ahmad).

Dalam Islam, kedudukan seorang perempuan sangat mulia. Bahkan, pengorbanan perempuan yang sedang hamil dan melahirkan sama pahalanya seperti jihad. Rasulullah SAW bersabda:

“Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah. Orang yang mati karena thaun, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, orang yang mati sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang mati karena tertimpa benda keras, dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya.” (HR. Abu Daud 3111).

Dari kutipan-kutipan hadist diatas dapat disimpulkan bukti kemuliaan perempuan dalam islam. Dalam pandangan islam perempuan memiliki kedudukan yang banyak keistimewaannya. Terlahir sebagai anak perempuan yang akan tumbuh dewasa dan menjadi seorang istri dan ibu maka harus dimuliakan perannya dalam kehidupan. Berbicara tentang perempuan tidak jauh dari cara berpakaian serta sikapnya.

Baca Juga:  KKN Inspirasi Era Pandemi

Dalam Islam perempuan wajib menutup auratnya, hal ini termasuk dalam (QS. Al-Ahzab : 59) “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Allah sangat ingin hamba-hambanya menutup aurat dengan baik, tetapi Allah pun tidak bisa memaksakan kehendak perempuan itu sendiri. Karena, pada dasarnya jika seseorang melakukan sesuatu karena keterpaksaan, maka tidak akan berjalan dengan baik, dengan benar, serta akan timbul rasa tidak nyaman dihatinya.

Berbicara tentang pakaian perempuan, menjadi hal yang cukup sensitif karena ada banyak kasus pelecehan yang terjadi kepada perempuan. Kasus pelecehan tersebut tidak memandang seberapa tertutupnya seorang perempuan dalam berpakaian. Sebagai perempuan pasti berusaha memakai pakaian yang sopan supaya dirinya terjaga, terlindungi dari kasus-kasus pelecehan atau sejenisnya. Tetapi, banyak sekali kasus-kasus pelecehan yang terjadi terhadap perempuan muslim yang sudah menutup auratnya dengan baik. Maka harus dipertanyakan, cara berpakaian seperti apa lagi untuk perempuan muslim agar dirinya terjamin tidak dilecehkan oleh laki-laki

Akhir-akhir ini banyak kasus pelecehan yang terjadi kepada perempuan. Diantaranya yaitu kasus pemerkosaan yang pertama terjadi di Pesantren kota Bandung, guru pesantren memperkosa kurang lebih 13 santriwati dan melahirkan kurang lebih 8 bayi, yang kedua kasus kekerasan seksual dan dipaksa melakukan aborsi oleh kekasihnya yang dialami oleh Mahasiswi Universitas Brawijaya, Novia Widyasari. Dari kasus tersebut dapat kita lihat bahwa seberapa tertutupnya aurat perempuan tidak menjamin mereka terlindungi dari pelecehan seksual. Bahkan seorang guru agama yang mengerti tentang agama pun melakukan hal yang sangat tidak mencerminkan dirinya seorang guru. Guru yang harusnya mengayomi, membimbing, memberi contoh yang baik untuk muridnya tetapi malah sebaliknya.

Baca Juga:  Pembangunan Jalan Paving Arah Punden Desa Banyukambang Selesai

Sebelum melonjaknya kasus pelecehan seksual, perempuan-perempuan yang mengalami pelecehan seksual tidak berani untuk speak-up atau menceritakan kejadian yang mereka alami karena merasa bahwa itu sebuah aib sehingga mereka malu, takut, cemas atau bahkan sampai trauma. Faktanya banyak sekali perempuan yang mengalami kasus-kasus pelecehan seksual dari lingkungan sekitar mereka. Ada yang dilecehkan oleh tetangganya, kerabatnya, bahkan oleh keluarganya. Hanya saja mereka tidak berani mengungkapkannya dan diposisi seperti itu yang mereka butuhkan hanya dukungan. Dukungan dari keluarga, sahabat, kerabat itulah yang membuat mereka menjadi kuat untuk melewatinya. Dalam kasus pelecehan yang terjadi kepada perempuan tidak sepenuhnya perempuan yang salah apalagi dalam cara berpakaian. Maka dari itu seharusnya suara perempuan didukung bukan dikucilkan, supaya perempuan lainnya yang merasa takut akan merasa tenang jika menceritakan apa yang mereka rasakan, dan mereka alami.

Baca Juga:  Bupati Ikfina Tinjau Banjir dan Berikan Bantuan di Desa Betro Kemlagi

Jika dilihat dari cara berpakaian perempuan, banyak yang dilecehkan yaitu perempuan yang memakai pakaian tertutup, rapih serta tidak menggoda kaum adam. Mengalami kasus pelecehan seksual dapat membuat trauma yang mendalam bagi korban, mereka juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengobati rasa trauma tersebut dan menerima kondisi yang mereka alami. Jika korban pelecehan sudah trauma, lantas pertanggung jawaban apa yang dilakukan untuk korban agar kesehatan jiwa mereka kembali baik? Untuk memulihkan hal tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran serta waktu untuk menerima semuanya.

Pendidikan dari orang tua sangat penting untuk anak-anaknya, tidak hanya berfokus pada perempuan tetapi laki-laki pun harus disetarakan. Agar dalam pendidikan merata, tidak hanya perempuan yang disalahkan jika diposisi menjadi korban pelecehan, tetapi dari sisi laki-laki juga perlu dikoreksi. Apabila dari cara berpakaian perempuan sudah baik dan benar, tetapi masih adanya kasus pelecehan terhadap perempuan. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat perlunya pembekalan untuk laki-laki tentang cara menghormati seorang perempuan, serta menghargai perempuan. Bagaimanapun korban kekerasan/pelecehan seksual memiliki hak untuk dihargai dan dihormati. Agar mengurangi bahkan menghilangkan kasus-kasus pelecehan seksual pada perempuan.
* Penulis adalah Mahasiswa Aktif ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *