Deny Akan Serahkan Penuh Urusan Pengisian Perangkat Desa Pada Kades, Dhito Akan Beri Reward Penangkap Pemain Money Politik

KEDIRI, mediabrantas.id – Debat Publik terakhir Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Kabupaten Kediri yang digelar oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) berlangsung lancar dan meriah. Kedua paslon (pasangan calon) tampak saling memaparkan pendalaman visi misinya dan diikuti teriakan dari para pendukungnya, Kamis malam, 14 November 2024.

Yang menarik, dalam debat terakhir di Convention Hall Simpang Lima Gumul ini, kedua paslon selain menghadirkan pendukung setianya, mereka juga tampak saling unjuk kekuatan dengan melibatkan para Gus (putra kyai / pengasuh pondok pesantren) yang ada di wilayah Kabupaten Kediri.

Debat Publik Pilkada Kabupaten Kediri
Para pendukung Paslon Deny – Mudawamah (foto: Mas Jay)

Pada tempat duduk pendukung Paslon Nomor Urut 01, H. Deny Widyanarko – Dra. Hj. Mudawamah, M.H.I (Deny – Mudawamah), tampak ada beberapa Gus, di antaranya Pengasuh Ponpes Assya’idiyyah, Gus Muhammad Zaenal Hamami (Mbah Mamik) yang juga adik bungsu Almarhum Gus Lik (KH. Dauglas Toha Yahya), yang terkenal dengan Pengajian Malam Jum’at (PMJ), Gus Burhanuddin, Pengasuh Ponpes Mahir Arriyadl Ringinagung, Kepung, August Syaif El-Munif (Gus Sef) dari Ponpes Queen Al Falah Ploso, Mojo, yang juga menantu Cabup Deny, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  PKS Kediri Optimis Bisa Bersama Rakyat di Tahun Politik
Debat Publik Pilkada Kabupaten Kediri
Para pendukung Paslon Dhito – Dewi (foto: Mas Jay)

Sedangkan pada tempat duduk Paslon Nomor Urut 02, H. Hanindhito Himawan Pramana, S.H – Hj. Dewi Mariya Ulfa, S.T (Dhito – Dewi), juga tampak menghadirkan Pengasuh Ponpes Al Ghozali Wates, Gus Jalal, Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri, Fikri Umar Faruq atau Gus Fikri, Pengasuh Ponpes Al Ishlah Assuyuthi Dlopo, Desa Karangrejo, Gus Hadi (Abd. Hadi Al Hafidz), dan lain sebagainya.

Sementara itu, pada closing statement debat publik, Paslon Deny – Mudawamah menyampaikan, apabila dirinya diberikan amanah untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kediri, maka dalam pengisian perangkat desa nantinya akan diserahkan penuh kepada masing-masing kepala desa sesuai dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2024.

“Setelah saya terpilih, kemudian bilamana pada masa akhir jabatan saya ada pemilihan bupati lagi, saya di dalam mencalonkan kembali, tidak akan menjadi bebannya SKPD, camat, lurah, kades, khususnya yang menyangkut keuangan dan anggaran,” katanya.

Baca Juga:  DPD Partai NasDem Kab. Kediri Dapat Kunjungan dari KPU
Debat Publik Pilkada Kabupaten Kediri
Paslon Deny – Mudawamah saat konferensi pers seusai debat publik (foto: Mas Jay)

Berkaitan dengan program pemerintah, lanjut cabup yang identik dengan Blangkon Hijau ini, dalam bentuk bantuan-bantuan keuangan, seperti BLT, PKH, insentif RT, RW, Kades, dan lain-lain, perlu diketahui dan dipahami masyarakat, bahwa bantuan tersebut menggunakan keuangan negara, bukan bantuan pribadi perseorangan, atau calon, apalagi waktu pencairannya berkaitan dengan Pilkada.

“Saya ke depan akan memberi kebebasan untuk demokrasi secara sehat. Yang terakhir, apresiasi, rasa bangga kami kepada relawan di seluruh Kabupaten Kediri, dan khususnya yang mempertahankan banner ganti bupati yang dilepas paksa oleh Satpol PP, semoga kejadian ini tidak mematahkan semangat relawan untuk terus berjuang,” ungkapnya.

Sedangkan Paslon Dhito – Dewi, dalam conferensi pers mengatakan, yang terpenting pada hari ini adalah Kabupaten Kediri telah berhasil menggelar dua debat tanpa terjadi persoalan apapun.

Baca Juga:  Pasca Debat Perdana, Warga Sampang Makin Yakin Pilih Jimad Sakteh

“Bahwa antara saya dengan Pak Deny ataupun Bu Mudawamah tidak ada persoalan pribadi. Saya menganggap Pak Deny dan Bu Mudawamah adalah kawan politik saya, karena lawan politik yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri,” katanya.

Debat Publik Pilkada Kabupaten Kediri
Paslon Dhito – Dewi saat konferensi pers seusai debat publik (foto: Mas Jay)

Dalam hal ini, lanjut cabup yang akrab disapa Mas Dhito, patut disyukuri debat berjalan lancar, tidak kurang suatu apapun. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada KPU, Bawaslu, TNI, Polri, Kejaksaan, dan seluruhnya, termasuk keluarga dan pendukungnya.

“Yang terakhir saya meminta kepada masyarakat Kediri, saya menghimbau, jika ada money politik, tolong ditangkap. Karena saya akan memberikan reward bagi warga yang berhasil menangkap money politik. Dalam proses Pilkada di Kabupaten Kediri, lima kali Pilkada ini tidak pernah ada money politik. Maka jangan pernah mengajari masyarakat untuk menjadi prakmatis,” ucapnya. (Zainal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *