KEDIRI, mediabrantas.id – Calon Bupati Kediri Nomor Urut 1, H. Deny Widyanarko, setelah melaksanakan Sholat Jum’at bersama rombongan kembali melakukan kegiatan Sambang Dusun di wilayah Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jum’at siang, 27 September 2024.
Calon Bupati Kediri dengan khas mengenakan Blangkon warna Hijau ini mengatakan, pada hari ketiga kampanye ini pihaknya melakukan Sambang Dusun di wilayah Kecamatan Gurah, yaitu Dusun Banyuanyar, Dusun Gabru, dan Dusun Wonokasihan – Desa Gayam, Dusun Genuk – Desa Adan-Adan, Dusun Pondok – Desa Gurah, Dusun Babadan – Desa Sumbercangkring, dan Dusun Pucanganom – Desa Sukorejo.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa melaksanakan kegiatan Sambang Dusun. Selain menjelaskan visi misi dan program-pragram unggulan, kami juga berdialog dan menjaring aspirasi dulur-dulur Hebat di wilayah Kecamatan Gurah,” katanya.
Sementara itu, Slamet, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, dengan bahasa Jawa, selain mengeluhkan jalan rusak, dirinya juga meminta Cabup yang akrab disapa Mas Deny ini untuk membuka lapangan pekerjaan yang banyak bagi masyarakat.
“Rakyat yang nganggur itu harusnya diberi lapangan kerja. Jadi semua biar kerja dan makan semuanya, tetapi juga halal, jangan kerja sembunyi-sembunyi, ketika ada juragannya baru kerja beneran. Semoga kita semua hidup bermanfaat, jangan cuma sekedar hidup yang tidak ada bedanya dengan sapi,” ucapnya dalam bahasa Jawa seraya meminta maaf bukan mengajari.
Mendengar permintaan maaf tersebut, Mas Deny mengaku tidak apa-apa, karena rakyat itu adalah juragan bagi bupati atau abdi negara, sehingga harus ngladeni juragan, bukan cuma menata saja.
“Lha njenengan itu juragan kulo. Juragan niku kudune njeh diladeni, bukan ditoto,” ucapnya berbahasa Jawa disambut upplause warga yang hadir dalam Sambang Dusun di Pucanganom.
Lebih lanjut Mas Deny menjelaskan pada program unggulannya juga sudah diprioritaskan untuk memberikan dana dusun sebesar 300 – 500 juta per tahun untuk setiap dusun yang dapat dimanfaatkan guna penciptaan lapangan kerja dengan membuka atau pengembangan usaha di dusun setempat.
“Dana Dusun itu juga bisa untuk UMKM atau usaha ternak, pertanian, membangun jalan, dan lain sebagainya. Kami juga punya program OVOP atau One Village One Product. Jadi nanti satu dusun atau desa itu harus punya satu produk unggulan. Nanti kami akan membuat pelatihan untuk UMKM beserta modal, alat produksi, serta pendampingan pemasarannya,” jelasnya.
Mas Deny juga bercerita kalau dirinya sejak kecil juga selalu dilatih untuk hidup mandiri, bahkan pernah merasakan hidup dalam kios Pasar Dermo berukuran 4X6 meter. Namun karena ketekunan dan keseriusannya, akhirnya bisa berhasil menjadi pengusaha sukses.
“Kami juga ingin pengalaman mengelola usaha ini nantinya bisa menghantarkan Kabupaten Kediri Hebat, produk-produk dari dusun bukan hanya dipasarkan disini saja, tetapi juga harus bisa laku di daerah lain, bahkan pulau lain secara nasional. Ini seharusnya bisa dilakukan oleh bupati. Hanya saja, bupatinya itu mau atau tidak melaksanakan,” terangnya. (Zainal)