Dilema Komunikasi Dimasa Pandemi

Oleh : Husna Zhafirah

optimistv.co.id – Dimasa pandemi, banyak orang merasakan perubahan suasana dalam berkomunikasi dengan orang lain, merasa semakin jauh dari orang-orang terdekat, merasa asing dengan keadaan. Banyak orang memilih menyembunyikan identitas dan keadaan diri dibalik jeruji tempat tinggalnya, menghindari wabah. Beberapa lainnya memilih mencari kesenangan dalam dunia maya, dan dimana sebagian lainnya yang tak tau tentang perkembangan media komunikasi akan ditinggal begitu saja.

Semua orang sepakat bahwa komunikasi itu penting untuk saling connect dengan yang lain, tapi tidak semua orang bisa dan mampu berkomunikasi dengan baik. Beberapa diantaranya merasa tidak pandai berkomunikasi. Faktor penyebab tidak dapat berkomunikasi dengan baik sangat beragam, diantaranya karena karakter, keterbatasan dan jarang bersosialisasi dengan yang lain. Tantangan komunikasi di era pandemi ini berat, terutama bagi orang-orang yang kurang memiliki keterampilan dalam berkomunikasi. Berkomunikasi secara langsung saja kadang mengalami miss karena ekspresi dan nada bicara, apalagi berkomunikasi sengan media yang lain, yang bisa lebih menimbulkan miss atau salah arti.

Baca Juga:  Upaya Pencegahan Virus Covid-19 Bagi Ibu Hamil

Pandemi dengan pembatasan berskalanya, membuat kebanyakan orang merasa mudah baper, entah karena pengaruh faktor pembatasan,  kondisi lingkungan, sosial, fisik bahkan mental. Obrolan yang menurut kita biasa saja, bisa membangkitkan emosi dan amarah lawan bicara jika kita tidak berhati-hati dalam memilih kata, guyonan  yang dulu sering dilontarkan juga tak lagi asik diperbincangkan, lama-lama percakapan dengan orang-orang disekitar semakin pendek, lalu sampai pada lost contact. Semakin kesini berkomunikasi dengan orang hanya ketika ada perlunya saja. Hanya beberapa orang saja yang masih saling bertukar kabar. Pembatasan sosial yang sebenarnya baik untuk mengurangi penyebaran virus covid-19, juga bisa menimbulkan isolasi sosial yang juga berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Dari sini kita akhirnya tau, bahwa tantangan dalam menghadapi situasi pandemi ini adalah bagaimana cara kita untuk terus meningkatkan mutu dalam berkomunikasi, bagaimana kita bisa menginovasi komunikasi di segala platform yang ada. Mulai dari komunikasi intrapersonal, interpersonal, kelompok sampai organisasi.

Baca Juga:  Anak Usia 6-11 Tahun Dapat Divaksin, Wali Kota Kediri Ajak Orang Tua Untuk Tidak Ragu

Dalam berkomunikasi ditengah pandemi ini, yang perlu benar-benar diperhatikan adalah pentingnya melakukan pendekatan personal dengan lawan bicara, cari waktu yang tepat untuk berbicara, jangan pernah memberi penilaian orang lain berdasarkan apa yang kita lihat saja, karena kita tidak pernah tau pengalaman atau kondisi seperti apa yang tengah dihadapinya. Pahami kondisinya, berikan perhatian lebih untuknya, juga kalau diperlukan, berikan telinga dan waktu kita untuknya bercerita dan yang paling penting, adalah support system.

* Penulis adalah Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *