Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Memasifkan Kampanye Gemarikan Stunting 2024

JOMBANG, mediabrantas.id – Ikan merupakan bahan makanan dengan gizi tinggi yang baik untuk pertumbuhan, khususnya untuk anak stunting. Sebagai upaya pengendalian stunting, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Ketaprik) Kabupaten Jombang memasifkan Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk Daerah Stunting Tahun 2024 di Kabupaten Jombang bertempat di kantor Kecamatan Sumobito, Kamis (8/8/2024) pagi.

Dalam kegiatan ini juga dilaunching Program “Sappa Gemari Mencegah Stunting” yakni Strategi, Promosi, dan Pelatihan untuk Meningkatkan Masyarakat yang Gemar Makan Ikan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang Agus Purnomo S.H., M.Si mewakili Pj Bupati Jombang, Narutomo yang tengah berada di Jakarta untuk hadir membuka kegiatan ini bersama Dandim 0814 Letkol Kav David Eko Junanto S.I.P selaku Bapak Asuh Balita Stunting, yang hadir bersama Ketua Persit Kartika Chandra Kirana, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Drs. Purwanto M.KP., Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang Nur Kamalia SKM., M.Si., Camat Sumobito beserta Forkopimcam, serta jajaran Kepala Desa Se-Kecamatan Sumobito. Kegiatan ini mengundang total 200 anak-anak stunting beserta orang tua masing-masing dan ibu hamil se Kecamatan Sumobito.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang, Nur Kamalia menyampaikan prevalensi stunting di Kabupaten Jombang mencapai 18%. Disebutkan target Nasional 14% dan target Kabupaten Jombang 13%.

Baca Juga:  Terobosan Baru Inovasi Dinas PUPR Aplikasi Berbasis Web IDJO Diapresiasi Positif Bupati

Maka dari itu, pihaknya menekankan pentingnya upaya peningkatan konsumsi ikan. Data yang terhimpun, konsumsi ikan di Kabupaten Jombang baru mencapai 39%, sedangkan konsumsi ikan di Jawa Timur mencapai 45%. Padahal target nasional, konsumsi ikan harus mencapai 60%.

“Hari ini kita laksanakan “Sappa Gemari dengan harapan dapat meningkatkan konsumsi Ikan” kata Nur Kamalia.

Acara Gemarikan juga menekankan pentingnya peran TNI AD terkait kontribusinya dalam penanganan stunting. “Peran dari TNI ini digaungkan dengan harapan capaian Posyandu bisa 100%,” kata Nur Kamalia.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Drs. Purwanto M.KP menyampaikan, intervensi dalam penanganan stunting dibagi menjadi dua yaitu intervensi sensitif dan spesifik. Kegiatan Gemarikan termasuk intervensi sensitif dalam penanganan stunting . Adapun intervensi spesifik dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan (nakes).

“Intervensi sensitif dilakukan pemerintah, masyarakat, atau kelompok masyarakat dalam rangka mendukung terwujudnya penurunan stunting di Jombang,” kata Purwanto.

Dandim 0814 Letkol Kav David Eko Junanto S.I.P selaku Bapak Asuh Balita Stunting mengapresiasi penyelenggara kegiatan Gemarikan. Pihaknya menjelaskan, keterlibatan TNI AD dalam penanganan stunting dimulai sejak Keluar Undang-Undang mengenai Percepatan Penurunan Stunting.

“Dengan adanya regulasi itu, ditindaklanjuti oleh TNI AD, yang tugas pokoknya diantaranya membantu program pemerintah khususnya terkait masalah stunting” jelas Letkol Kav David Eko Junanto.

Baca Juga:  Nurhadi : Pernikahan Dini dan Lingkungan Kurang Sehat Bisa Jadi Penyebab Stunting

Letkol Kav David Eko Junanto mengajak undangan yang hadir untuk menerapkan Sosialisasi Gemarikan lebih masif lagi. Bahkan pihaknya mengajak usia produktif siap menikah untuk melek masalah stunting. “Untuk pencegahan stunting jangan lupa, Danramil kumpulkan usia produktif nikah, kalau perlu dibekali juga terkait masalah stunting, ” tegas Letkol Kav David Eko Junanto.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo S.H., M.Si menyampaikan, bahwa pencanangan Gemarikan sudah dimulai sejak 2004. Gerakan ini merupakan inisiasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pihaknya ingin, Gemarikan bukan sekedar menjadi bentuk Sosialisasi, namun juga gebrakan yang lebih masif dan bergerak bersama secara sinergi, kolaborasi.

“Saat ini bukan saatnya sosialisasi lagi, tapi sudah merupakan gerakan yang sudah sangat masif. Target harusnya tercukupi. Gerakan masif melibatkan semua pihak, saling bekerjasama, berkolaborasi yang tujuannya menangani stunting kalau bisa Nol/ zero,” tegas Sekdakab Agus Purnomo.

Agus Purnomo menyoroti bahaya stunting yang bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak (kognitif) yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Anak Stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasa. Bahkan, stunting dan malnutrisi diperkirakan berkontribusi pada berkurangnya 2-3% produk domestik bruto setiap tahunnya.

Baca Juga:  Kab. Jombang Borong Raih Penghargaan BUMD Award 2023

“Dalam upaya mengatasi stunting, kita perlu bergerak secara bersama-sama. Tidak hanya sebagai tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua elemen masyarakat. Meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak kita membutuhkan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang berkelanjutan agar target 14% bisa tercapai pada tahun 2024,” jelasnya.

Sekdakab Agus Purnomo menyampaikan bahwa ikan sangat relevan untuk mendukung program perbaikan gizi masyarakat dan penanganan stunting. Sebab ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik untuk pertumbuhan sel-sel tubuh manusia. Sebagai informasi, Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Kabupaten Jombang tahun 2022 sebesar 38,39% dan terdapat peningkatan pada tahun 2023 menjadi 39,33%.

Sekdakab Agus Purnomo sangat mengapresiasi Program Dinas Ketaprik yaitu ‘Sappa Gemari Mencegah Stunting’.

“Melalui Sappa Gemari, kita akan mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi ikan sebagai sumber protein yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Mudah-mudahan, melalui upaya bersama ini, kita bisa menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan,” pungkas Agus Purnomo. (Budi Tanoto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *