Dinas Pertanian Jombang Memberi Pembinaan Kepada Kelompok Tani Kopi di Wonosalam

JOMBANG ( OPTIMIS) – Dinas pertanian mendorong petani kopi di wilayah wonosalam untuk lebih meningkat jumlah produksi setelah berhasil mengekspor 12 ton kopi excelsa ke negri Malaysia.

Hal tersebut harus diimbangi dengan pembinaan peningkatan sumber daya manusia (SDM) para petani sekaligus menata kelembagaan kelompok tani di Wonosalam.

Menurut Eko Purwanto Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, pembinaan petani kopi yang dilakukan tidak lain untuk menambah hasil produksi kopi di Wonosalam. Hal itu menjadi fokus utama karena menurut Eko, permintaan pasar kopi saat ini masih cukup terbuka lebar.

“Fokus kita saat ini produksi bisa lebih tinggi, mengingat sementara ini permintaan kopi cukup terbuka, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Eko pada hari Selasa (17/5/2022).

Eko menyebut, upaya yang dilakukan dalam memupuk SDM para petani kopi maupun kelompok tani dilakukan lebih intensif, kendati demikian aspek peningkatan kuantitas hasil panen meningkat dan kualitas tetap baik.

Baca Juga:  EMAS Jadi TOP 30 Kovablik, Wali Kota Kediri Himbau Inovasi di Berbagai Bidang Harus Terus dilakukan

“Di lapangan kita punya penyuluh pertanian yang setiap waktu pasti akan mengontrol, memonitor jalannya para petani dan kelompok tani,” jelas Eko didampingi Syafril Yudi Pratama Sub Koordinator Substansi Produksi Tanaman Perkebunan di ruang kerjanya.

Selain hal itu, Dinas Pertanian Jombang juga memberikan pengetahuan non formal melalui sekolah lapang (SL) pertanian kepada para petani kopi, mulai dari meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan sampai menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya yang ada sehingga usaha tani lebih efisien berproduksi tinggi dan berkelanjutan.

“Ada SL (sekolah lapang) khusus untuk kopi, bagi petani kita tingkatkan kapasitas SDM-nya agar mereka mau dan mampu mengelola kopi secara modern sehingga meningkatkan produksi dan pendapatan,” tuturnya.

Selain 12 ton kopi jenis excelsa, ekspor perdana melalui eksportir PT Indo Samudra Ekspor yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (10/5) kemarin juga mengekspor kopi robusta lampung sebanyak 5,5 ton dan kopi arabica kintamani 5 kuintal.

Baca Juga:  Kantor DPRD Kota Blitar menggelar Rapat Paripurna Mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden RI HUT ke - 78 Kemerdekaan RI secara virtual

Dari 3 jenis kopi yang diekspor itu, kopi excelsa menjadi varietas kopi khas Wonosalam. Kopi yang dulunya dibawa masuk oleh bangsa Belanda ini hanya bisa tumbuh di ketinggian 600 sampai 100 mdpl.

“Excelsa ini dulu kan dibawa oleh Belanda, kopi ini bisanya tumbuh di ketinggian antara 600 sampai 1000 mdpl, jadi perawatan memang harus ekstra mulai dari proses intensifikasi maupun ekstensifikasi,” pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, potensi produksi kopi saat ini di wilayah Kecamatan Wonosalam mencapai 959 ton tiap musim panen. Dari data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, jumlah itu dihasilkan dari total lahan seluas 1.600,1 hektare.

Di wilayah pegunungan Wonosalam sendiri ada tiga jenis kopi, 3 jenis kopi tersebut diantaranya kopi excelsa, arabica dan robusta. Menurut Eko Purwanto Kabid Produksi Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten mengatakan saat ini luas lahan paling banyak ditanami kopi jenis robusta, kedua kopi jenis excelsa dan ketiga kopi jenis arabica.

Baca Juga:  Gubernur Khofifah Nilai KH Abdul Chalim Layak Jadi Pahlawan Nasional

“Untuk luas lahan yang ditanami kopi jenis robusta seluas 966,9 hektar, sedangkan untuk kopi excelsa 537,1 hektar dan jenis arabica seluas 96,1 hektar. Dengan potensi produksi total mencapai 959 ton,pungkas eko setelah di wawancarai awak media.

Reporter : Budi Tanoto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *