JOMBANG, mediabrantas.id – Sepanjang musim kering tahun ini sejumlah wilayah mengalami kekurangan air. Di Jombang Jawa Timur, kekeringan berdampak serius pada pertanian hingga mengakibatkan gagal panen.
Menurut data yang dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, dari total 19.000 hektare (ha) luas tanam di wilayah Jombang, 5,5 ha di antaranya mengalami gagal panen akibat kekeringan.

“Hasil pendataan per 22 Agustus 2023 kemarin total ada 8,42 ha gagal panen dari total luasan tanam 19.000 ha,” kata Kepala Dinas Pertanian Jombang M Rony, kepada awak media,Sabtu (23/8/2023).
Dia merinci yang gagal panen akibat serangan wereng batang coklat (WBC) seluas 2,92 ha dan kekeringan 5,5 ha.
Rony kemudian menjabarkan faktor penyebab kekeringan. Faktor utama, saluran irigasi yang biasanya digunakan warga sebagai sumber air untuk tanaman mengering.
Hal itu menyebabkan tanaman tidak mendapatkan suplai air maksimal. Sejak musim kemarau, kata dia, sejumlah wilayah di Jombang memang mengalami penurunan debit air. Hal itu berdampak pada irigasi di sejumlah sawah.
“Sejauh ini ada dua kecamatan yang paling terdampak, yakni Megaluh dan Plandaan,” sebutnya.
Seperti di Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh seluas 4 ha dan Desa Plabuhan, Kecamatan Plandaan seluas 1,5 ha.
Sementara itu sawah yang terserang WBC tersebar di tiga desa di kecamatan Megaluh, meliputi Desa Sumbersari 1 ha, Desa Turipinggir 0.42 ha dan Desa Megaluh 1,5 ha. Jadi total 2,92 ha sawah terdampak puso akibat serangan WBC di Kecamatan Megaluh.
“Mengatasi hal itu Dinas Pertanian akan menyalurkan benih padi kepada petani terdampak pada musim penghujan Bulan November mendatang. Nanti kami akan menyalurkan 25 ton untuk per ha lahan,” pungkasnya. (Budi Tanoto)