oleh : Dina Ekasanti
optimistv.co.id – Apa itu Covid-19 ? Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Wabah ini pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus ini sebagai pandemic pada tanggal 11 Maret 2020. Terdeteksi hingga 14 November 2020 kurang lebih 53.281.350 orang di 219 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia telah terjangkit virus tersebut. Gejala nya ditandai dengan demam, batuk, dan sesak nafas.
Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali terjadi pada tanggal 2 Maret 2020, oleh dua ornag yang terkonfirmasi tertular dari seorang warga berkewarganegaraan Jepang. Setelah itu pada tangga 9 April, pandemi ini sudah menyebar ke 34 provinsi yang ada di Indonesia. Hingga tanggal 3 Agustus 2021, 3.496.600 warga Indonesia telah terinfeksi virus Covid-19 dan menempati peringkat pertama di Asia Tenggara. Jumlah kematian di Indonesia akibat virus ini mencapai 98.889 kematian dan jumlah kesembuhan mencapai 2.873.669 orang. Sedangkan 524.142 orang terkonfirmasi masih menjalani perawatan.
Dampak Covid-19
Sudah menjadi resiko ketika mendapatkan suatu masalah pasti memiliki sebuah dampak. Pada kasus pandemi Covid-19 ini menimbulkan dampak yang sangat beragam di segala aspek kehidupan. Misalnya di masyarakat, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, politik, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri pemerintah membuat kebijakan lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) supaya warga tidak keluar rumah dalam upaya mengurangi kasus penyebaran Covid-19. Tidak hanya itu pemerintah juga melakukan kebijakan PPKM yang hingga saat ini telah berlangsung PPKM level 4 hingga tangga 9 Agustus 2021.
Pembelajaran Daring
Memasuki era new normal, masyarakat Indonesia mulai menjalankan kembali aktivitasnya sehari-hari. Akan tetapi, demi menjaga keselamatan dan kesehatan semua pihak, para tenaga pendidik, para siswa dan mahasiswa di sejumlah sekolah dan universitas di Indonesia menerapkan pembelajaran dengan sistem online atau virtual. Sistem ini biasa disebut dengan pembelajaran secara daring.
Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” yang merupakan istilah pengganti kata online yang sekarang ini sering kita gunakan dalam hal yang berkaitan dengan teknologi internet.
Sedangkan menurut KBBI kemendikbud, daring adalah akronim dalam jaringan yang terhubung melalui jejaring computer, internet dan sebagainya. Para dosen. Guru, sisa bahkan mahasiswa saat ini melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring dari mulai penyampaian materi, sesi tanya jawab hingga pemberian tugas. Dalam sistem pembelajaran daring para tenaga pendidik boleh memanfaatkan segala platform dan aplikasi yang telah ada.
Hal ini mampu menambah kreatifitas dan tentunya menambah wawasan tentang media jejaring sosial. Sistem pembelajaran daring melalui aplikasi contohnya seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom dan Edmodo.
Sistem pembelajaran daring sendiri harus dibawah pengendalian langsung dari sebuah sistem, tersedia untuk penggunaan secara realtime atau segera, harus tersambung pada suatu sistem dalam mengoperasikannya dan pastinya bersifat secara fungsional dan siap melayani. Selama proses pembelajaran secara daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu dalam belajar. Peserta didik dapat belajran kapan pun dan dimana pun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Mereka juga dapat berinteraksi secara bersamaan dengan guru di waktu yang bersamaan, biasanya menggunakan video call.
Pembelajaran daring juga menyediakan forum chat untuk sekedar diskusi dan memberitahu segala macam informasi terkait sistem belajar-mengajar. Tujuan pembelajaran daring sering adalah untuk memudahkan komunikasi, terutama saat penyampaian materi. Selain itu, tujuan pembelajaran daring bukan hanya memudahkan pengajar dalam penyusunan materi, akan tetapi juga dapat mengadakan pengambilan penilaian yang meski pembelajaran dilakukan secara jarak jau.
Efektifitas dan Tips Pembelajaran Daring
Di era yang serba online saat ini, mungkin banyak yang masih awan tentang belajar daring di rumah. Belajar daring memiliki tantangannya sendiri. Berbebda dengan sistem luring, para siswa atau mahasiswa tidak hanay membutuhkan suasana yang mendukung untuk belajar, akan tetapi juga membutuhkan koneksi internet yang memadai dan stabil. Namun tidak hanya itu, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting dalam sistem pembelajaran daring. Lantas, bagaimana caranya agar mahasiswa atau siswa dapat belajar daring secara efektif ?
Pertama, jalin komunikasi yang baik. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa atau mahasiswa harus berjalan secara baik. Hal ini penting sekali karena agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian materi atau tugas yang akan diberikan.
Kedua, tenaga pengajar dan siswa atau mahasiswa harus aktif. Aktif disini mencakup beberapa aspek. Para siswa atau mahasiswa dituntut untuk aktif dalam forum, baim itu menyampaikan pertanyaan atau pernyataan. Hal ini bagi para pengajar menjadi nilai plus tersendiri, mereka dapat mengetahui mana yang serius mendengarkan materi dan amana yang tidak. Bukan hanya itu hal ini juga menjadi koreksi diri juga.
Ketiga, manajemen waktu. Manajemen waktu bagi para sisawa atau mahasiswa sangatlah penting. Meski harus belajar dirumah saja, para siswa atau mahasiswa perlu yang namanaya membuat list tugas isinya tentang tugas mana saja yang belum dan sudah dikerjakan. Selain itu juag, jika ada tugas yang belum diselesaikan harus segera diselesaiakn sesuai dengan tenggat waktu yang telah diberikan oleh pengajar.
Keempat, bersosisalisasi dengan orang lain. Meskipun belajar dilakukan secara daring dan tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka, para siswa atau mahasiswa sebaiknya tetap melakukan sosialisasi dengan orang lain. Termasuk dengan anggota keluarga di rumah, serta teman-teman di kampus atau sekolah di luar sesi pembelajaran. Hal ini bertujan untuk mengasah kemampuan bersosialisai dan menjaga silaturahmi agar suatu saat nanti ketika sudah tatap muka Kembali tidak menjadi asing.
Pembelaran daring sering dianggap bebas dan fleksibel, karena peserta didik dituntut untuk memiliki jiwa komitmen dalam melakukan pembelajaran secara mandiri. Beda cerita dengan siswa TK dan SD, tantangan belajar daring dalam pengawasan agar peserta didik terus melakukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan waktu belajar tatap muka. Karena hal itu, selain ketersediaan teknologi yang ada seperti smartphone atau computer serta jaringan internet, peran pengawasan orang tua perlua dilakukan agar proses belajar mengajar daring dapat berjalan dengan lancar.
* Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Perbankan Syari’ah IAIN Kediri