H. Abdul Hadi Nur – Al Azis Bangsal Mojopahit Mojokerto Berduka Atas Meninggalnya Raja Denpasar Bali Ida Cokorda

MOJOKERTO, mediabrantas.id – Meninggalnya Raja Denpasar IX atau raja dari Puri Agung Denpasar, Bali, Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan di usia 80 tahun saat menjalani perawatan di RSUP Prof Ngoerah di Denpasar, yang meninggal dunia pada Minggu dini hari (19 /02/2023) sekitar pukul 00.00 Wita di ruang Wings Internasional RSUP Prof Ngoerah setelah rawat inap selama 10 hari itu ternyata meninggalkan Duka yang mendalam pada diri H. Abdul Hadi Nur – Al Azis Bangsal Kabupaten Mojokerto.

Pasalnya kata Gus Hadi sapaan akrab H. Abdul Hadi Nur ini, Almarhum Raja Ida Cokorda ini begitu dekat dengan dirinya. “Beliau Almarhum Raja Ida Cokorda ini begitu dekat dengan saya. Bahkan tahun 2022 lalu saat beliau mantu saya diundang secara pribadi, dan saya datang ke acara Resepsi diterima di tempat yang sangat istimewa atau tempat pribadi di ruang istana Raja,” ucap Gus Hadi di kediamannya di Bangsal dengan mata berbinar.

Menurut Gus Hadi, setelah dirinya ke Denpasar Bali menghadiri Resepsi Pernikahan Anaknya Almarhum Raja Ida Cokorda di Istana Denpasar Bali, Raja Ida Cokorda pun berjanji untuk datang ke Mojokerto. “Waktu saya datang ke acara Resepsi Pernikahan di Denpasar Bali, Beliau Almarhum Raja Ida Cokorda pun berjanji pada saya akan datang ke Mojokerto untuk bertemu saya, dan Alhamdulillaah, beliau menepati janji untuk ketemu saya di Mojokerto dan ketika saya bertemu beliau banyak cerita sama saya. Banyak hal yang kami kami bahas dan bicarakan saat itu,” lanjut Gus Hadi sambil mengingat kenangan ngobrol santai dengan Almarhum Raja Ida Cokorda.

Baca Juga:  Ketua DPRD Kota Mojokerto Pak Ito Gelar RESES, Hadirkan Ketua DPC PDI-P Abah San dan Dr. Rambo Garudo

Menurut Gus Hadi saat dirinya bertemu dengan Almarhum suasananya sangat santai, banyak hal yang kami bahas dan bicarakan sambil l bercanda dan bergurau santai layak nya sahabat lama yang terpisah kemudian bertemu kembali. “Banyak hal yang saya dapat dari beliau, bahkan beliau menerima kami saat kami berziarah sangat diterima dengan baik dan kami diistimewakan di Istana Kerajaan Denpasar dengan penuh keramah tamahan beliau.” lanjut Gus Hadi.

Untuk itulah Gus Hadi dan keluarga besar Jamaah Istighosah Al – Azis sangat berduka cita atas meninggalnya Beliau Raja Ida Cokorda Denpasar Bali yang terlalu banyak menyimpan kenangan manis semasa hidup almarhum bersama dirinya. “Saya merasa kehilangan sahabat seperti beliau, Insya Alloh beliau diterima oleh Yang Maha Kuasa dengan sebaik – baiknya, Beliau adalah sahabat saya, teman seperjuangan di acara – acara raja – raja Nusantara,” ucap Gus Hadi.

Baca Juga:  Loyalitas Bu Ikfina ( Relawan LOBI ) Gelar Deklarasi, Ketua LOBI Jaenul Abidin Tegaskan Bahwa Menangkan IDOLA Wajib Hukumnya

Menurut Gus Hadi, ” Beliau Almarhum Raja Ida Cokorda ini adalah Ketua pengerak persatuan dan kesatuan Raja Raja Nusantara yang ada di Indonesia, dan banyak rencana ke depan yang kita akan bahas dan kerjakan selanjutnya bersama beliau, tapi Tuhan berkehendak lain, dan saya sangat berduka atas kepergian beliau yang banyak memberikan inspirasi kepada saya,” ucap Gus Hadi mengkhiri keterangannya kepada media ini.

Kenangan H. Abdul Hadi Nur (Gus Hadi) saat menghadiri Resepsi/Almarhum Raja Ida Cokorda saat ngunduh mantu di Istana Denpasar Bali beberapa bulan lalu (foto: Kartono)

Sementara itu, Khabar dari rumah duka, banyak ucapan ucapan duka cita yang terpasang di sepanjang jalan, dan tampak situasi di Denpasar Bali, setibanya jenazah di Puri Agung Denpasar, Putra Almarhum Raja Ida Cokorda yang bernama Agung Wira mengatakan bahwa tokoh-tokoh Puri di Denpasar yang merupakan semeton atau kerabat juga hadir menerima almarhum Raja Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan.

Baca Juga:  Akhirnya Yoga Oknum PNS Yang Berbuat Cabul Kepada Anak Dibawah Umur Akhirnya Divonis Hakim 7 Tahun Penjara, Pengacaranya Masih Pikir - Pikir Untuk Ajukan Banding

Dan Kepada media, dosen Universitas Mahendradatta itu menyampaikan bahwa ia maupun saudara dan keluarga puri tak mendapat firasat apapun sebelum Raja Denpasar IX meninggal dunia.

“Firasat tidak ada, kita mengikuti kehendak Tuhan, kalau memang sudah waktunya ya kita ikhlaskan, tapi kita keluarga tetap berusaha untuk menyelamatkan, tapi Tuhan yang menentukan, termasuk tim dokter juga sudah berupaya maksimal,” kata putra Almarhum Raja Ida Cokorda.

Dilain pihak, Sebelum menutup mata di RSUP Prof Ngoerah yang sebelumnya bernama RSUP Sanglah, Agung Wira menyampaikan bahwa ayahanda yang secara fisik masih nampak kuat itu sempat berobat di RS Bali Mandara.

“Sebelumnya dirawat juga di RS Bali Mandara, sempat bolak-balik 3-5 hari, tapi akhirnya sudah kesulitan dan dinasehati pindah ke Sanglah,” tuturnya.

Selain melakukan pembersihan atau nyiratin bale tempat jenazah dibaringkan, belum ada prosesi lebih lanjut, lantaran pertemuan untuk membahas rangkaian upacara Raja Denpasar IX baru akan dilakukan pada Minggu (26/2) mendatang dengan diikuti penglingsir puri dan tokoh agama. (Kartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *