KEDIRI | optimistv.co.id – Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia akan meningkat bila generasi masa depan terbebas dari stunting. Untuk menurunkan angka stunting, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memenuhi asupan gizi khususnya oleh remaja, calon pengantin, bayi, serta anak.
Demikian isi diskusi yang mengemuka dalam Forum Kepoin Genbest bertajuk “Hadirkan Generasi Bersaing Tanpa Stunting”, yang diselenggarakan secara luring dan daring di aula Universitas Kadiri, Kediri, Jawa Timur, Kamis (07/04).
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Wiryanta, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr. Ahmad Khotib, Rektor Universitas Kadiri Ir. Djoko Rahardjo MP, serta Dokter Spesialis Gizi dr.Maretha Primariayu, M.Gizi, Sp.GK.
Dikatakan oleh Wiryanta tahun 2021 angka prevalensi stunting adalah 24,4 persen sehingga pemerintah kini terus berkejaran untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024.
“Kaitannya dengan penurunan stunting adalah untuk menyambut bonus demografi di tahun 2030, yang pada saat itu kita bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia produktif, dimana angkatan kerja diatas 50 persen jumlah komposisi penduduk,” katanya.
Maretha menjelaskan stunting adalah sebuah permasalahan gizi kronis yang ditandai dengan perawakan tubuh yang pendek akibat kurangnya asupan nutrisi terutama kalori dan protein dalam jangka waktu panjang dan adanya infeksi berulang. Efek jangka pendek stunting adalah turunnya imun atau daya tahan tubuh yang mengakibatkan infeksi berulang sehingga secara langsung berdampak pada ekonomi keluarga.
Jika hingga usia 2 tahun seorang anak tidak mendapat asupan nutrisi yang baik maka perkembangan otak menjadi tidak optimal dan berakibat pada turunnya IQ atau kecerdasan.
“Efek jangka panjang stunting adalah penurunan tingkat kecerdasan dan berkurangnya penyerapan pendidikan (yang kemudian) akan berdampak pada saat mencari pekerjaan. Hal ini akan menjadi beban untuk diri sendiri, keluarga, bahkan bangsa dikarenakan tidak dapat bersaing secara global,” jelas Maretha.
Namun begitu, kondisi stunting dapat dicegah dengan pemenuhan asupan nutrisi yang baik dan memperhatikan gizi seimbang, yakni asupan makronutrien sebagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar seperti, karbohidrat, protein, serta lemak.
Menurut Maretha, perlu diperhatikan pemenuhan asupan mikronutrien vitamin dan mineral karena meskipun dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit namun sangat penting. “Pemenuhan asupan gizi paling sederhana adalah dengan mengikuti isi pringku, seperempat bagian piring diisi dengan sumber karbohidrat, seperempat bagian lainnya diisi dengan makanan yang mengandung protein baik hewani ataupun nabati, dan setengah bagian piring sisanya diisi dengan sayur serta buah,” kata Maretha.
Sedangkan Ahmad mengatakan penanganan stunting sangat tepat sebagai program prioritas nasional karena hal itu merupakan kunci dalam menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan potensial.
“Stunting tanpa melalui upaya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tidak dapat disembuhkan, bahkan di berbagai penelitian menjelaskan jika anak mengalami stunting sampai usia 5 tahun dikatakan 27 kali saat dewasa tidak akan mencapai tinggi badan maksimal, dan jika anak hingga usia 2 tahun dengan keadaan normal tetapi pada usia 2 hingga 5 tahun mengalami stunting atau kurang gizi maka 14 kali tidak dapat mencapai tinggi badan dari yang seharusnya,” tuturnya.
Ahmad menambahkan, faktor lain penyebab stunting paling sering diakibatkan oleh rumah tangga, dimana didalamnya terdapat pola asuh, pendidikan orangtua yang berperan dalam pemenuhan gizi anak, serta lingkungan yang terkait kebersihan untuk menghindari infeksi berulang pada anak.
Sementara itu, Rektor Universitas Kadiri mengatakan mendukung kegiatan Forum Kepoin Genbest karena kegiatan ini dinilai penting sebagai salah satu upaya untuk percepatan penurunan stunting.
Forum Kepoin Genbest merupakan salah satu rangkaian kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas sunting. GenBest ingin mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
GenBest melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik.(*)
Reporter : Edy Siswanto