KEDIRI, mediabrantas.id – Di tengah hiruk pikuk kesibukan kota, nampak seorang guru tunanetra di SLB Darma Wanita Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sedang asik dan terampil mengoperasikan laptop pribadinya, sambil membimbing murid-murid yang juga sebagian besar tunanetra dan berkebutuhan khusus.
Di balik keterbatasan fisik, tersembunyi semangat membara dan dedikasi yang tak kenal lelah. Itulah yang tercermin dari Evie Kurniawati, seorang guru honorer tunanetra yang mengajar di SLB Darma Wanita Kecamatan Pare.
Dengan keteguhan hati dan metode pengajaran yang inovatif, Bu Evie telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi dan menginspirasi orang lain.
Anak dari pasangan Kusnawar dan Rokhatini ini berniat untuk menjadi contoh semangat juang, ketekunan, dan keyakinan bahwa keterbatasan tidak menghalangi mimpi, termasuk untuk pendidikan tinggi. mencerdaskan dan memandirikan murid muridnya.
Evie Kurniawati kehilangan penglihatannya sejak usia 6 tahun, namun tidak pernah menyerah pada keadaan. Ia terus berjuang untuk meraih pendidikan yang tinggi dan akhirnya berhasil menjadi seorang guru honorer.
Evie menunjukkan tekad yang luar biasa. Ia melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Sarjana di Universitas Brawijaya Malang. Prestasi ini tidak hanya menjadi bukti kegigihan pribadi, tetapi juga membuka matanya terhadap tantangan akses pendidikan bagi penyandang tunanetra di Indonesia.
Baginya, keterbatasan bukan jadi halangan untuk meraih cita-cita yang diimpikan dan selalu menularkan bakat dan ketrampilanya untuk muridnya, selalu memotivasi anak didiknya untuk selalu mandiri, tidak bergantung pada orang lain.
Bertugas mengajar peserta didik berkebutuhan khusus, dimana dirinya juga tergolong orang berkebutuhan khusus, tidak menyurutkan langkah Evie Kurniawati untuk mengabdi sepenuh hati. Langkahnya mantap untuk selalu merajut asa di tengah ruang gelap yang menjadi takdir kehidupannya.
“Pegangan saya dua, pertama saya yakin bahwa Allah SWT tidak memberikan cobaan di luar kesanggupan kita. Kedua, saya yakin bahwa Allah SWT memberikan segala kemampuan kepada kita untuk menghadapi masalah, Selama saya bertawakal, Insya Allah akan selalu ada jalan untuk memecahkan masalah yang terjadi,” ujarnya.
Selain mengajar di SLB Darma Wanita Kecamatan Pare, Evie Kurniawati juga mendirikan Les privat dan wadah untuk memberikan berbagai pelatihan keterampilan, seperti Al Qur’an Braile, menyanyi, bermain musik, komputer bicara, dan IT, bagi sesama penyandang tunanetra.
Meskipun telah banyak kemajuan dan perkembangan zaman, stigma atau pandangan bahwa tunanetra tidak bisa bekerja secara umum masih ada, sehingga para guru ini harus terus berjuang mendobrak asumsi tersebut.
Kehadiran guru tunanetra membuktikan bahwa semangat dan dedikasi dalam berbagi ilmu dapat melampaui keterbatasan fisik, memberikan “terang” bagi banyak anak didiknya. (Mierza)






