PROBOLINGGO (OPTIMIS) – Warga Kota Probolinggo patut berbangga. Dibawah kepemimpinan Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, kota ini berhasil menjadi finalis nasional One Planet City Challenge (OPCC) 2021 – 2022 yang digelar Yayasan WWF Indonesia, ICLEI Indonesia, APEKSI dan APKASI/LTKL. Penyelenggara terkesan dengan komitmen Kota Probolinggo terhadap aksi iklim perkotaan dan pelaporan yang transparan.
Pengumuman pemenang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (31/5), dihadiri Wali Kota Habib Hadi bersama Sekda drg Ninik Ira Wibawati dan didampingi Perangkat Daerah terkait. Di Indonesia, pemenang OPCC diraih DKI Jakarta. Sedangkan dua kota yang menjadi finalis adalah Kota Probolinggo dan Kota Balikpapan.
“Untuk Kota Probolinggo dan Kota Balikpapan bukan capaian yang mudah (menjadi finalis OPCC). Berbicara keselarasan dan penyesuaian dalam tahap ini, implementasi data yang baik mencerminkan kinerja yang baik pula,” ujar Country Director ICLEI Ari Muhammad.
Kota Probolinggo mengikuti kompetisi ini dengan melaporkan data melalui platform CDP-ICLEI pada tahun 2021 bersama dengan 280 kota lain dari 50 negara. Berdasarkan data tersebut panitia OPCC menetapkan 72 finalis dari 31 negara termasuk Kota Probolinggo untuk masuk dalam babak penjurian.
Di dalam forum pengumuman pemenang tersebut, Wali Kota Habib Hadi menegaskan pada awal kepemimpinannya, saat Hari Jadi Kota Probolinggo 4 September 2019, ia menyematkan tagline I Love Probolinggo yang terus ditanamkan di masyarakat searah dengan komitmen untuk menjaga lingkungan.
“Komitmen kebersamaan selalu kami jaga, ada komunitas-komunitas yang kami libatkan. Meskipun Brand (kepala daerah) berubah, RPJMD 5 tahun sekali, tapi untuk lingkungan itu komitmen dan harus berkelanjutan,” tegas Habib Hadi.
Menjadi finalis OPCC 2021, disebut oleh wali kota berkat kekompakan semua perangkat daerah dan semua komunitas serta elemen masyarakat lainnya.
“Keberhasilan bukan sebagai prestasi tetapi sebagai komitmen. Melalui kegiatan ini semoga dapat mensinergikan dengan kementerian agar lebih memperhatikan ke daerah. Harus ada komitmen dari pusat sehingga semua daerah bisa berkembang sesuai dengan harapan. Kami mewakili warga Kota Probolinggo mengucapkan terima kasih,” kesan Habib Hadi usai menerima piagam dari CEO WWF Aditya Bayunanda. Kampanye We Love Cities 2022
Nah, setelah menjadi finalis nasional Kota Probolinggo memenuhi syarat berpartisipasi dalam kampanye We Love Cities (WLC) 2022. WLC merupakan kompetisi persahabatan antar kota-kota finalis nasional OPCC di seluruh dunia dalam melaksanakan kampanye pelibatan masyarakat yang mendorong masyarakat untuk menyatakan dukungan bagi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
“Nanti akan dilihat seberapa besar kepedulian penduduk dengan kotanya, eflyer untuk penanggulangan perubahan iklim dan berkelanjutan. Dilihat dari aktifitas di sosial media, berapa banyak voting dan saran masukan pada situs WWF welovecities.org, postingan dengan tagar #WeLoveProbolinggo, semua akan dihitung oleh panitia We Love Cities. Kampanye baru akan dimulai September, penilaian pada bulan November,” terang Kepala Bappeda Litbang Tartib Gunawan.
Kota Probolinggo saat ini juga telah memiliki tagline I Love Probolinggo, yang sejalan dengan WLC ini. Oleh karena itu dengan keikutsertaan Kota Probolinggo dalam kompetisi WLC secara global yang diikuti oleh kota-kota di dunia, akan menjadi pemicu bagi Kota Probolinggo untuk semakin meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di seluruh bidang.
“Dan warga Kota Probolinggo semakin mencintai kotanya. Semakin cinta warga terhadap kotanya, maka kota menjadi semakin lestari, terpelihara dan semakin maju,” imbuh Tartib.
Lantas Apa Saja komitmen Pemkot Probolinggo Dalam Upaya Terhadap Aksi Iklim Perkotaan?
Salah satunya, pelibatan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan sejalan dengan visi Kota Probolinggo yakni “Membangun bersama rakyat untuk Kota Probolinggo yang lebih baik, berkeadilan, sejahtera, transparan, aman dan berkelanjutan”.
Kepala Bappeda Litbang Tartib Gunawan menjelaskan, untuk mewujudkan Kota Probolinggo yang berkelanjutan, pemerintah setempat melibatkan banyak komunitas-komunitas masyarakat yang aktif dalam aksi-aksi lingkungan.
Seperti Papesa (paguyuban peduli sampah), Formalis (forum masyarakat peduli sungai), Pakerling (paguyuban kader lingkungan) pokdarwis dan sebagainya. Komunitas-komunitas ini terbentuk dilandasi dengan adanya kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi di masa yang akan datang.
Terkait kegiatan mitigasi dan adaptasi yang telah dilakukan antara lain penanaman mangrove hampir 50 ribu batang, pengembangan lajur sepeda sepanjang 7,6 kilo meter di enam lokasi dan bike to work setiap hari jumat di minggu pertama (awal bulan), 109 bank sampah.
“Kemudian konversi air limbah tahu menjadi energi yang telah dimanfaatkan 141 kepala keluarga, penerangan jalan tenaga surya di 528 titik, kompetisi tahunan eco office, kampung proklim ada 6 lokasi, kawasan rumah pangan lestari (KRPL) sebanyak 36 lokasi, kampung seni di wilayah Kelurahan Jati, kampung nila di Kelurahan Sukabumi dan sebagainya,” bebernya. (HMS)
Reporter : Nanang