TULUNGAGUNG, mediabrantas.id – Program Studi Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, bersinergi dengan pangusaha pentol di Desa Tegalrejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, melalui program pengabdian kepada masyarakat dengan menghibahkan alat pembuat pentol 3 in 1, dimana alat tersebut bisa digunakan untuk membuat pentol secara otomatis.
Dengan demikian, alat tersebut dapat membantu pengusaha rumahan untuk memproduksi pentol yang akan mereka jual. Dalam program pengabdian masyarakat ini juga telah dilakukan serah terima alat pada hari Sabtu, tanggal 28 Januari 2023, bertempatkan di salah satu rumah paguyuban pedagang pentol.
Kepala Program Studi Teknik Mesin UNP Kediri, Hesti Istiqlaliyah, M.Eng mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh pihak Program Studi Teknik Mesin Universitas Nusantara PGRI Kediri.
“Masyarakat Desa Tegalrejo memiliki beragam profesi, ada yang bekerja sebagai petani, peternak, pedagang maupun pegawai, menjadi salah satu desa pilihan kami untuk melaksanakan pengabdian,” katanya.
Menurutnya, fokus pengabdian masyarakat ini adalah pada pedagang pentol, yang mana dalam satu desa berjumlahkan tujuh orang pedagang yang setiap hari membuat pentol dengan menggilingkan dagingnya di pasar. Akan tetapi penggilingan tersebut hanya buka pada hari Senin sampai dengan Sabtu, sedangkan pada hari Minggu libur.
“Selain itu, di daerah Rejotangan hanya ada dua tempat penggilingan daging untuk pentol, yaitu di Pasar Rejotangan dan di Pasar Panjerejo. Untuk mengatasi hal tersebut, Kami merancang satu alat yang bisa digunakan untuk membuat pentol, mulai dari penggilingan daging, pencampuran daging, serta pencetakan,” ungkapnya.
Dengan adanya alat ini, lanjut Hesti Istiqlaliyah, sehingga akan meringankan dan mempercepat proses pembuatan pentol oleh pedagang. Alat pembuat pentol 3 in 1 ini dirancang sedemikian rupa agar mempermudah proses pembuatan pentol untuk para pedagang dan pengusaha rumahan, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses pembuatannya, karena dengan menggunakan mesin pembuatan pentol akan lebih efisien.
“Selama ini juga ada alat pencetak pentol, namun mungkin terlalu modern dan kapasitasnya besar. Permasalahan utama yang terdapat pada pedagang pentol adalah waktu pembuatan adonan yang lama dan penggilingan daging disitu pada hari Minggu tutup, sehingga para pedagang pentol di daerah setempat rata-rata pada hari Minggu tidak dapat berjualan, kecuali mereka yang mempunyai freezer untuk menampung adonan guna persiapan berjualan pada hari Minggu,” ulasnya.
Selain permasalahan antri dan hari penggilingan, para pedagang juga mempunyai satu masalah lagi, yaitu pencetakan pentol selalu memakan waktu yang lama. Untuk mencetak pentol dengan bahan seberat 5 kg, diperlukan waktu dua jam.
“Hal ini mengurangi keefisienan waktu pencetakan, sehingga waktu berangkat untuk berjualan sering mundur. Akibatnya, pendapatan yang akan diperoleh pedagang juga tidak bisa maksimal, lantaran banyak waktu terbuang pada saat menunggu penggilingan dan pencetakan. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membuat alat pencetak pentol semi otomatis dengan kapasitas yang lebih kecil dari yang ada di pasaran, supaya dapat membantu para pedagang pentol dan mempermudah pengusaha rumahan, khususnya para pemula,” urainya.
Lebih lanjut dijelaskan, alat ini didesain menggunakan daya minimal 900 watt dengan dimensi alat 1m X 0,5 m, dengan kapasitas sebesar 5 kg adonan yang bisa dicetak dalam waktu 1 jam. Sedangkan besar atau kecilnya pentol dapat disesuaikan dengan menyesuaikan cetakan dengan kebutuhan pentol yang diinginkan.
“Pada alat ini terdapat dua penggerak yang dapat diatur. Artinya, jika ingin menghaluskan daging dengan waktu yang tidak bersamaan dengan pencampur adonan dan pencetak, maka penggerak bisa dinyalakan satu saja. Tetapi jika menginginkan penghalus daging, pencampur adonan dan pencetak dalam satu waktu yang sama, maka kedua penggerak dinyalakan secara bersamaan. Dalam alat ini digunakan dua penggerak berbeda, karena tergantung dari daya pengguna. Jika daya pengguna 900 watt, maka penggerak hanya bisa dinyalakan satu per satu, dan jika pengguna mempunyai daya yang lebih dari 900 watt, maka penggerak dapat dinyalakan secara bersama-sama,” jelasnya. (Kuni Nadliroh / Difa)