JOMBANG | optimistv.co.id – Satlantas polres Jombang mencatat, ada sekitar 1600 kali teguran pada pengendara dan ada 4 orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas selama operasi keselamatan Semeru 2022.
Selain itu, tingginya angka kurangnya disiplin dalam berlalu lintas, operasi Semeru yang digelar sejak 1 sampai 14 Maret 2022 kemarin. Sedikitnya ada 48 kali kejadian luka ringan, berat dan meninggal dunia.
AKP Rudi Purwanto, Kasatlantas Polres Jombang menjelaskan bahwa selama Operasi Keselamatan Semeru 2022, pihaknya menilai kesadaran pengendara di Kabupaten untuk mematuhi peraturan berlalu lintas masih rendah akan kurang kepahaman pengendara dalam berlalu lintas.
Hal itu terlihat banyaknya, petugas dalam operasi melakukan teguran pada pengendara.
“Ada sekitar 1600 kali teguran, pada pengendara bermotor, salah satunya tidak memakai helm atau lawan arah dan sabuk keselamatan,” jelasnya. Selasa (15/3/2022).
Masih penjelasan Kasat Lantas Polres Jombang, selama Operasi Keselamatan Semeru 2022, petugas diharuskan humanis, Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan sehingga bisa mewujudkan Polri yang Presisi.
“Selama operasi tidak dilakukan penindakan (tilang) hanya dilakukan terguran, agar kedepannya pengendara sadar akan pentingnya mematuhi peraturan berlalu lintas disamping itu untuk menekan angka kecelakaan,” lanjut Rudi.
Selama operasi dikarenakan faktor Kabupaten sering hujan, jalan rusak. Kecelakaan didominan berusia produktif.
“Kebanyakan dominan roda 2 umur produktif. Meninggal sebelum operasi Keselamatan Semeru 2022 1 orang, dan pada saat Operasi Keselamatan Semeru 2022 4 meninggal dunia (MD) di TKP,” ungkap Rudi. Kasat Lantas Polres Jombang.
Walau tidak lagi dilakukan Operasi Keselamatan Semeru 2022, Rudi berharap masyarakat Kabupaten Jombang atau pengendara bermotor agar selalu mematuhi peraturan lalu lintas.
“Kedepan kita berharap pengendara selalu mengedepankan keselamatan dalam berlalu lintas,” papar Kasat Lantas Polres Jombang.
Reporter : Budi Tanoto
