Pelanggaran Masif & Berlanjut

0leh : Masruchin Purwo

mediabrantas.id – Keterlibatan ASN dalam pilkada, penyakit latin yang sangat merugikan. Baik internal ASN maupun masyarakat. Orang yang melanggar secara psychology, akan berlanjut. Mental pelanggar aturan karakternya berperilaku buruk. Apalagi jika sekali melanggar, tidak ditindak. Akan terus menjadi jadi.

Ibarat pencuri baru sekali, kok tidak kena sanksi akan melakukan pencurian lagi. Kalau pencuri baru sekali kena sanksi, bisa “kapok”, bisa jadi justru “menjadi jadi”. Meninjam istilah polisi, residivis. Istilah hukumnya, cliftomania. Jiwanya sudah rusak. Terus berkecenderungan berbuat melanggar. Ada semacam kepuasan bathin bagi pelanggar jika melanggar lagi. Jiwanya sakit.

Maka, jika ASN kok terlibat dan jika dilibatkan kok bersedia, maka bisa dikatakan “jiwanya sakit”. ASN yang demikian tidak layak jadi pemimpin. Jika jadi pemimpin bermental koruptif, mencari gratifikasi, jual beli jabatan, bermain main dengan pengadaan barang dan jasa.

Baca Juga:  Memperkuat Sinergi, Kelompok Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Bentuk Perencanaan Lebih Matang Bersama De Kleine Cafe

Nah, jika ada paslon kepala daerah kok melibatkan ASN, maka jika menjadi pemenang, akan dilingkupi oleh orang orang yang bermental buruk. Efek keterlibatan ASN, para Kepala Desa/Lurah, diduga memunculkan intimidasi intimidasi di tingkat gras root.

Pada umumnya, kepala daerah yang menang, kok dilingkupi ASN yang bermental buruk, kepala daerah itu rawan menjadi penghuni hotel prodeo. ASN yang mentalnya buruk, akan menjadi pembisik kepala daerah yang menang. Bisa di bayangkan, jika pembisiknya bermental buruk, maka keputusan yang diambil juga buruk. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *