MADIUN, optimistv.co.id- Bertempat di balai Desa Blimbing, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Pemerintah Desa Blimbing bekerja sama dengan BPP ( balai penyuluhan pertanian) Kecamatan Dolopo nara sumber 1. Projo Prasetyo, 2. Khoirul Sobirin, 3. Ahmad Kurniawan menggelar pelatihan pembuatan pupuk bokhasi untuk menunjang kwalitas tanah menuju kemandirian, petani dulu pertanian berkelanjutan dibuka Kepala Desa Blimbing, Danang Wahyu Eko Putra diikuti Kelompok tani, PKK ( pemberdayaan Dan kesejahteraan keluarga) dan masyarakat Desa Blimbing, Rabu 31 Agustus 2022.
Kepala Desa Blimbing, Danang Wahyu Eko Putra mengatakan membuat pupuk bokhasi agar masyarakat Desa Blimbing tau caranya membuat pupuk seperti apa. Dan diikuti kelompok tani, PKK (pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga), tujuanya agar masyarakat bisa membuat pupuk bokhasi serta menambah wawasan,dan semoga dengan adanya pelatihan nanti masyarakat bisa menjalankan apa yang telah diberikan.
“Harapanya di Desa Blimbing, petaninya semakin maju, semoga bisa membuat pupuk sendiri dari pada beli, kalau beli pupuk diluar harganya lebih tinggi, kalau bisa membuat sendiri lumayan hasilnya tidak keluar beli pupuk,” kata Danang Wahyu Eko Putra, Rabu 31 Agustus 2022.
Ia menambahkan untuk bimtek diikuti 40 orang, untuk Desa Blimbing lahan pertanian 60 %, lainya perkebunan, di Desa Blimbing ada 3 Dusun antara lain, Dusun Duren, Dusun Pakisaji, Dusun Krajan, dengan jumlah DPT 1740 jiwa, kalau keseluruhan 2400 jiwa dengan jumlah RT 19.
“Untuk kendala tidak ada, disini pertanian cukup lumayan, seperti durian, coklat dan lain-lain, tetapi jalannya rusak susah dijangkau, ini jalan PU ( jalan Kabupaten), rusaknya parah, sudah hampir 5 tahun lebih pengajuan berkali-kali tapi belum ada respon, mulai depan kantor Desa Blimbing sampai batas Desa Ketandan, kurang lebih 2 Km yang dikerjakan, yang sebelah itu belum rusak parah sampai Desa Tileng, itu jalan PU, kasihan peternak telur, telurnya banyak yang rusak,” ujarnya.
Menurut Danang, masyarakat Desa Blimbing penghasilan utama durian, cengkeh, kunyit dan lain-lain.
“Untuk durian tanam pertama menunggu 4 tahun baru berbuah, bersamaan dengan cengkeh 3-4 tahun sudah bisa dipanen,” ungkapnya.
Kepala Desa Blimbing menambahkan Pemerintah Desa Blimbing membagikan bibit durian sekitar 814 pohon.
“Jenisnya durian blawor (pohon disetek) itu sekitar 3 sampai 4 tahun sudah berbuah, untuk Desa Blimbing untuk ketahanan pangan karena suhunya cocok untuk pohon durian,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPP ( balai penyuluhan pertanian) Kecamatan Dolopo, Projo Prasetyo mengatakan pelatihan pembuatan pupuk bokhasi/ organik untuk kelompok tani dengan BPP (balai penyuluhan pertanian) kepanjangan tangan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun.
“Berharap petani sebagai peternak, selama ini limbah kotoran jarang dimanfaatkan , setelah dilatih buat pupuk bokhasi ini, kotoranya diolah menjadi pupuk organik, jadi tidak tergantung pada pupuk kimia, secara biaya lebih murah dari pada pupuk kimia, dari segi alam juga bagus, karena pengunaan pupuk kimia berlebihan tidak bagus,” ungkapnya.
Projo Prasetyo menambahkan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, menyediakan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, meningkatkan pertumbuhan benih.
“Pupuk organik padat, sumber bahan organik ini terdiri dari pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen limbah ternak, limbah industri dari bahan pertanian, hingga Sampah. Untuk organik cair, larutan hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari kotoran hewan, sisa tanaman dan manusia (urine atau padatan yang dilarutkan),” terangnya.
Masih menurut Projo, pupuk bokhasi adalah pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik semisal kompos dan pupuk kandang dengan manfaatkan bantuan mikroorganisme pengurai mikroba atau jamur fermentasi.
“Manfaat penggunaan pupuk organik tersebut dapat meningkatkan unsur hara dalam tanah sehingga tanaman yang ditanam akan menjadi lebih subur,” tuturnya.
Reporter : Sugeng Rudianto