oleh : DELLA ROHMATUL FAUZIAH
MASA PANDEMI yang penuh dengan ketidakpastian dan krisis menimbulkan banyaknya perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut diantaranya ialah perubahan dalam bermobilisasi di masyarakat, yakni adanya pembatasan ruang gerak. Pembatasan ruang gerak yang terjadi saat ini memiliki dampak yang sangat beragam, diantaranya dampak terhadap kesehatan mental seseorang. Masalah kesehatan mental yang saat ini seringkali muncul diantaranya ialah stres. Adapun stres yang muncul selama masa pandemi COVID-19 dapat berupa:
- Kekhawatiran dan kecemasan mengenai kesehatan diri sendiri dan orang-orang terdekat
- Perubahan pola tidur atau pola makan
- Sulit tidur dan konsentrasi
- Perburukan masalah kesehatan kronis
- Perburukan kondisi kesehatan mental
- Meningkatnya penyalahgunaan tembakau, alkohol, maupun obat-obatan terlarang lainnya.
Stres merupakan respon yang wajar terhadap ketidakpastian. Namun, bukan berarti respon ini tidak dapat kita kendalikan. . Salah satu dampak stres yang muncul akibat pandemi juga dialami oleh seorang publik figur dengan inisal NR yang beberapa waktu lalu mengaku menggunakan sabu. NR mengaku menggunakan sabu akibat merasa stres dimasa pandemi. Mengendalikan stres dengan cara yang sehat dapat membantu kita menjalani masa-masa sulit ini dengan lebih baik. Peran keluarga juga sangat membantu dalam penangangan stres. Sebab ketangguhan keluarga merupakan salah satu kunci untuk menghadapi krisis yang terjadi akibat pandemi.
Agar dapat menjadi keluarga yang tangguh, maka sebuah keluarga dapat mewujudkannya dengan melakukan strategi iman, aman dan imun. Iman disini berarti kita semakin mendekatkan diri pada Tuhan, aman dengan mematuhi protokol kesehatan 3M, dan imun dengan menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang virus.
Ketangguhan keluarga yang ada harus senantiasa diperkuat agar selalu mampu menghadapi krisis yang terjadi. Berikut ini cara memperkuat ketangguhan keluarga:
- Apresiasi, yaitu memberikan penghargaan atas pencapaian yang diraih anggota keluarga,
- Komunikasi yang mendalam dan bermakna antar keluarga,
- Memperhatikan kuantitas dan kualitas waktu bersama,
- Menetapkan komitmen bahwa keluarga hal yang penting dalam hidup, dan
- Meningkatkan kesejahteraan spritual berdasarkan nilai agama.
Dengan demikian stress yang menjadi masalah kesehatan mental selama pandemi dapat teratasi secara baik sehingga tidak menimbulkan efek negatif pada diri kita masing-masing.
* Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Kediri