Ribuan Warga Berebut Tumpeng Tahu Takwa GTT

KEDIRI, mediabrantas.id – Acara Bersih Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat setempat dan sekitarnya. Pasalnya, dalam tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap hari Jum’at Legi di Bulan Muharram / Suro ini bukan hanya digelar dengan kegiatan selamatan saja, melainkan juga dilakukan kirab tumpeng.

Yang menarik, warga masyarakat bukan hanya membuat tumpeng dari nasi saja, tetapi juga ada tumpeng raksasa dari hasil pertanian, dan Tahu Takwa yang menjadi ciri khas Kediri.

Kirab tumpeng ini diikuti oleh Kepala Desa Toyoresmi, Gatot Siswanto, beserta seluruh perangkat desa, dan segenap lembaga desa, seperti Ketua BPD Toyoresmi, M. Akson Nul Huda, SH., MH, beserta anggota, Ketua RT, RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga desa setempat.

Baca Juga:  Ribuan Warga Toyoresmi Guyub Rukun Mlaku Bareng
Kepala Desa Toyoresmi bersama Istri mengikuti kegiatan Bersih Desa (foto:Zainal)

Kepala Desa Toyoresmi, Gatot Siswanto sebelum berjalan kaki untuk kirab tumpeng dikonfirmasi mengatakan, kegiatan ini sebenarnya merupakan tradisi rutin dari tahun ke tahun dalam Bersih Dusun Besuk, sehingga perlu dilestarikan.

“Kita berjalan kaki bersama seluruh perangkat desa, dan lembaga desa dari rumah Pak Sekdes menuju Punden Dusun Baran, yaitu Mbah Showijoyo. Disana kita memanjatkan do’a, setelah itu dilanjutkan ke Makam Mbah Kabul, atau Auliya Syekh Zainal Abidin di Setono Kabul,” katanya.

Upacara Spiritual di Petilasan Mbah Showijoyo cikal bakal Dusun Besuk (foto:Zainal)

Kepala Desa yang juga Ketua UMKM Kelud Mandiri ini memaparkan, kegiatan bersih dusun ini merupakan wujud syukur masyarakat kepada Tuhan YME, yang telah meanugrahi dengan segalanya.

“Kegitan ini sebagai wujud rasa ucap syukur masyarakat Dusun Besuk, Desa Toyoresmi kepada Tuhan YME, diwujudkan dengan sedekah bumi, dengan berharap kepada Alloh SWT, harapannya Desa Toyoresmi diberi keselamatan agar masyarakat Desa Toyoresmi Gemah Ripah Loh Jinawi (kondisi masyarakat dan wilayah yang subur makmur, red), dalam bercocok tanam bisa melimpah rejekinya turah blawah dan barokah, yang utama agar selamat dunia akhirat,” ucapnya.

Baca Juga:  Pak Lutfi Berikan Jurus Memasak, Uang Masuk Sak

Owner Perusahaan Tahu Takwa GTT Kediri ini juga menjelaskan, bahwa kirab tumpengan ini sebagai salah satu icon desa yang bertujuan untuk menciptakan ekonomi kerakyatan di bidang pariwisata.

“Yang dikirab mulai UMKM, berwujud Tumpeng Tahu Takwa, yang sudah menjadi icon di desa kita, bahkan menjadi icon nasional, dulu pernah menjadi Tumpeng Tahu Raksasa yang ada di Kabupaten Kediri dan Indonesia,” jelasnya.

Gatot Siswanto juga menambahkan, pada kirab ini juga ada tumpeng sayur dari hasil bumi di Desa Toyoresmi.

“Semua pertanian-pertanian kita libatkan untuk bersedekah dan bersyukur kepada Tuhan YME, harapanya bisa mendukung progam bupati untuk menciptakan ekonomi kerakyatan di bidang pariwisata,” ujarnya.

Makam Syech Zainal Abidin / Mbah Kabul (foto:Zainal)

Sementara itu, sesepuh Dusun Besuk, Mbah Sulis mengartikan, bersih dusun ini merupakan suatu kegiatan untuk mengenang sejarah awal mula desa, dan untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang cikal bakal dari dusun tersebut.

Baca Juga:  Optimalkan Lahan Sempit, Pemkot Mojokerto Gelar Bimtek Budidaya Hortikultura dan Toga

“Niki merupakan napak tilas kepada leluhur Dusun Besuk, Desa Toyoresmi yang masih dilestarikan itu ada dua yaitu, Mbah Showijoyo, merupakan cikal bakal yang banad dusun, dan juga ada Mbah Kabul / Syekh Zainal Abidin, salah seorang Sultan Ke-XVI dari Kerajaan Samudera Pasai yang merupakan Kerajaan Islam tertua di Nusantara, yang makamnya berada di Setono Kabul,” jelasnya.(Zainal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *