Sungai Jeroan Longsor Langsung Ditangani, Kades Kedungmaron Ucapkan Terima Kasih

MADIUN | optimis.co.id – DAS (daerah aliran sungai) kali jeroan longsor di tebing sungai RT 4, RW 1, Kasun 1,Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, ditangani langsung pihak BBWS (balai besar wilayah sungai) Bengawan Solo, persiapan material batu serta alat berat, dilakukan agar sungai yang longsor tidak meningkat parah dan memakan puden.

Kepala Desa Kedungmaron, Sadiman

Kepala Desa Kedungmaron, Sadiman mengatakan ini pembangunan prioritas karena sungai jeroan sering banjir, kebetulan punden itu, sering longsor akhirnya mengajukan ke BBWS (balai besar wilayah sungai) bengawan Solo.

“Alhamdulillah, sekarang sudah terealisasi, sudah tiga hari pekerjaanya yaitu di RT 4, RW1, Kasun1 Desa Kedungmaron,” kata Sadiman, Senin 25 April 2022.

Dia menambahkan untuk pengajuan baru satu bulan, dulu pernah diajukan waktu BST (bakti sosial terpadu) tahun 2019 sudah disurve berhubung pademi covid-19 menyadari.

Baca Juga:  Pemkot Probolinggo Paparkan Perkembangan Jalur Sepeda

“Kemarin satu bulan proposalnya ditindak lanjuti, karena pundennya sudah terkikis, dulu kata sesepuh jarak sungai dengan punden 10 meter sedangkan sekarang pondasinya terkikis karena longsor,” ujar Kepala Desa Kedungmaron.

Menurutnya, mungkin Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun melalui BBWS bengawan Solo menindak lanjuti.

“Saya berterima kasih pada Pemerintah Kabupaten Madiun dan kepala BBWS bengawan Solo yang telah membantu dalam penanganan longsor sungai jeroan tersebut dan bisa mengatasi longsor, karena kawatir akan datangnya hujan terus menerus dikawasan Desa Kedungmaron,” bebernya.

Berharap kedepanya PR ( pekerjaan rumah) pemasangan Bronjong depan Masjid dan dekat jembatan.

‘Saya bersyukur sekali, kalau pekerjaan seperti ini Desa tidak mampu, kebetulan kemarin bertemu langsung pimpinan Pak Pranata, BBWS bengawan Solo, orangnya juga bagus, kami berharap melalui pembangunan proyek penanganan banjir kali jeroan akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga:  Revisi Perda RTRW Perlu Dituntaskan Dalam Paripurna

Selain itu, kata Sadiman, tempat punden yang longsor digunakan kegiatan bersih desa, biasanya bulan besar atau bulan suro tidak melangkah tahun berikutnya, untuk nguri-nguri budaya.

“Bersih desa, tiap malam jum’at pahing slamatan, siangnya kledekan ( tayuban), malamnya kledekan (tayuban) kalau dulu semalam suntuk, sekarang siang jam 14:00 sampai 16:00 dan malam jam 22:00 sampai jam 23:00 lokasi di punden dipasang terop, karena itu adat kita lakukan setahun sekali bersih desa,” terangnya.

Reporter : Sugeng Rudianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *