UMKM Olahan Krupuk Bawang Desa Dagangan Mengeliat

MADIUN, mediabrantas.id- Desa Dagangan, Kecamatan Dagamgan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur banyak usaha -usaha kecil dan menengah milik masyarakat. Industri krupuk bawang dikenal sejak dulu yang berpusat di RT 5, RW 2 Desa Dagangan, industri yang satu ini semakin mengeliat dan terus berkembang, seperti yang terlihat Senin 12 Desember 2022, Sumarsono dan Sri Indayati tengah sibuk menimbang krupuk bawang dirumahnya, tumpukan krupuk bawang ditimbang dan dibungkus plastik 5 kg.

Sekertaris Desa Dagangan Joko Sumarsono

Untuk penjemuran krupuk bawang biasanya dilakukan mulai pukul 8: 00 pagi hingga menjelang sore, namun ketika tiba- tiba hujan tentunya para pekerja akan sibuk mengangkat jemuran krupuk bawang tersebut. Pejemuran ini merupakan aktifitas rutin bagian proses produksi krupuk bawang, krupuk yang sudah dijenur dan kering siap dipasarkan.

Salah seorang pengusaha krupuk bawang, Sumarsono mengatakan sudah mulai produksi krupuk bawang sejak tahun 2002, setiap hari habis 50 kilogram.

Baca Juga:  Kades Riyadi, S.T : BLT-DD Diharapkan Dapat Membantu Beban Masyarakat Miskin

“Bahan tepung tepioka 25 kg dan tepung trigu 25 kg, bawang putih 2 on, garam 3 kantong plastik, penyedap rasa Miwon 7 sendok, satu bal dengan berat 5 kg dengan harga Rp 65.000 diambil pedagang,” kata Sumarsono, Senin 12 Desember 2022.

Sumarsono saat membungkus krupuk bawang

Ia menambahkan kendala modal dan lahan untuk menjemur krupuk bawang.

“Terima kasih pernah dapat bantuan UMKM modal Rp 1200.000 , semoga bantuan bisa bermanfaat,” ujar Sumarsono.

Sumarsono sedang buat adonan tepung terigu

Sementara itu, Kepala Desa Dagangan Rudi melalui Sekertaris Desa Dagangan Joko Suprianto menambahkan berharap UMKM bisa berkembang dengan baik karena selama ini, setelah selesai Covid-19, perkembangan UMKM bisa berjalan seperti diharapakan, begitu UMKM banyak sekali.

“Utamanya kita galakan UMKM itu sendiri di Desa Dagangan ada emping garut, krupuk puli, emping gedang, yogut, olahan ketela gethuk gulung, sambel pecel, raranginang dan lain-lain, karena Desa Dagangan identik dengan berdagang, berharap masyarakat Desa Dagangan UMKM untuk selalu berinovasi, biar mengejar ketertingalan dan unggul dipemasaran,” terangnya. (Adv / Sugeng Rudianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *