Waduh, Kondisi Fisik Mega Proyek Lingkar Utara Sudah Mulai Amblas, Ko’ Bisa..??

SUMENEP |optimistv.co.id – Belum kelar persoalan sengketa lahan petak 46 yang dilewati mega proyek peningkatan jalan lingkar utara yang sebelumnya diklaim oleh pihak Perhutani/KPH Madura sebagai kawasan hutan, nampaknya saat ini mulai muncul persoalan baru dalam mega proyek tersebut.

Proyek peningkatan jalan lingkar utara yang berlokasi di Desa Kebunan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, yang dibangun pada tahun 2019 kemarin, dan menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah tersebut saat ini sebagian kondisinya sudah mulai retak. Bahkan kondisi aspalnya sudah mulai amblas dan ada yang ditambal.

Melihat fenomena ini, tentunya tidak heran jika proyek yang di hasilkan dari keringat rakyat ini mulai menjadi sorotan Masyarakat Sumenep, dan Ketua aktifis Forum Masyarakat Inspiratif (Formatif) Kabupaten Sumenep, Moh. Fadal. Sebab proyek tersebut belum bisa dikatakan seumur jagung.

Baca Juga:  Buka JAPRI WEE, Bunda Fey: Perempuan Harus Berdaya, Punya Semangat dan Mau Belajar

Aktifis yang dikenal kritis ini juga mulai menyentil anggaran yang dikucurkan untuk mega proyek peningkatan jalan lingkar utara tersebut. Karena dicurigai anggaran besar untuk mega proyek tersebut hanya dibuat untuk bancaan.

“Apakah anggaran untuk proyek peningkatan jalan lingkar utara dibuat besar hanya buat bancakan..?,” kata Fadal, kepada media optimistv.co.id. Sabtu (22/2/2020)

Dikatakan Fadal, pertanyaan ini muncul karena kalau dicek dari anggaran yang diperuntukan untuk proyek peningkatan jalan utara itu tentunya tidak sedikit. Sementara saat ini kondisinya sudah mulai amblas dan retak bahkan sudah ditambal.

“Coba kita lihat dan cek berapa besar anggaran untuk proyek peningkatan lingkar utara itu yang masih belum seumur jagung. Namun kondisinya sudah mulai amblas dan retak serta sudah sering longsor,” ujarnya.

Lanjut Fadal, meskipun anggarannya besar masyarakat masih belum menikmati dampak manfaat dari proyek tersebut. “Proyek yang menguras APBD kita sekarang sudah ditambal, padahal belum dilalui oleh kendaraan berat,” ungkapnya.

Baca Juga:  Bea Cukai Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal Lewat Jelita Show

Selain itu, kata Fadal, pertanyaan yang sangat mendasar, Apakah proyek itu sudah melalui kajian-kajian yang sangat mendalam dari berbagai aspek..? Utamanya adalah aspek dampak lingkungan, serta asas manfaat bagi masyarakatnya..?

“Aspek serta asas manfaat seperti apa terhadap masyarakat luas sehingga proyek itu menjadi skala prioritas.? Dan kepentingan besar apa yang ada disitu (Proyek lingkar utara red)..?,” tanya dia.

“Coba bandingkan dengan jalan darat yang bisa menghubungkan antar pelabuhan Kalianget, Dungkek, dan Legung justru ditutup dan sampai saat ini belum ada jalan alternatifnya..? Itu jelas aspek ekonominya,” imbuhnya.

Sementara, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak PU Bina Marga Sumenep. Sebab, Kepala Bidang (Kabid) Pembangunan Dinas PU Bina Marga, Hariyanto Efendi, saat dihubungi via telepon tidak diangkat meski nada sambungnya terdengar aktif.

Baca Juga:  Tiga Tahun Pimpin Kota Probolinggo, Habib Hadi Ajak Komitmen Bersama Masyarakat

Reporter : Sheno – Sudarsono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *