Wali Murid Nilai Dapur Lalai Jalankan Aturan MBG di SMPN 5 Trenggalek

TRENGGALEK, mediabrantas.id – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi pemenuhan gizi siswa, justru memicu keluhan para wali murid di SMP Negeri 5 Trenggalek. Pasalnya, keterlambatan pengiriman makanan menyebabkan jadwal kepulangan siswa terganggu, bahkan wali murid terpaksa menunggu hingga berjam-jam.

Endah, salah seorang wali murid, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menjelaskan, pada hari Jumat, makanan seharusnya tiba sekitar pukul 09.00. Namun hingga waktu pulang sekolah, kiriman tak kunjung datang.

“Anaknya seharusnya sudah pulang, berhubung makan gratisnya belum datang, pihak sekolah menahan dulu. Wali murid pun ikut terlantar menunggu di pinggir jalan,” keluhnya.

Keterlambatan ini berdampak pada jadwal kegiatan sekolah. Para siswa yang mestinya pulang sebelum Sholat Jumat, akhirnya diminta tetap tinggal di sekolah hingga makanan tiba.

“Biasanya mobil yang mengantar ada dua, tapi kemarin hanya satu yang datang. Akhirnya anak-anak baru bisa pulang setelah makanan sampai,” tambah Endah.

Baca Juga:  Bupati Trenggalek Nur Aripin Dorong MBG Jadi Motor Penggerak Kesejahteraan Masyarakat

Sementara itu, Ana, pihak pengelola dapur mitra Yayasan Peduli Indonesia, yang berlokasi di Desa Karangsoko menyebutkan, mobil pengantar digunakan terlebih dahulu untuk mengambil wadah atau ompreng makanan yang sudah habis di tempat lain. Akibatnya, distribusi ke SMPN 5 menjadi terlambat.

“Masih perlu evaluasi, ini baru berjalan dua hari, jadi masih perlu penyesuaian dan belajar lagi,” ujarnya.

Keterangan ini justru memicu tanda tanya. Program MBG yang dirancang pemerintah seharusnya mengutamakan ketepatan waktu dan kelancaran distribusi demi anak-anak sekolah. Namun, fakta bahwa mobil pengantar dipakai untuk urusan lain, dinilai menyalahi semangat dan aturan program.

Para wali murid menilai manajemen dapur mitra belum profesional dan kurang siap menjalankan tanggung jawab besar ini.

Wali murid berharap, kejadian serupa ke depan tidak terulang. Mereka meminta pihak penyedia makanan memperbaiki koordinasi dan menempatkan prioritas sesuai aturan MBG, sehingga siswa tidak lagi dikorbankan.

Baca Juga:  Sinergi Wujudkan Generasi Sehat: Sosialisasi MBG dan MoU Lembaga Pendidikan di Tambelangan

“Kalau begini terus, program bagus dari Presiden Prabowo ini bisa jadi masalah. Harapan kami, tepat waktu, disiplin, jangan sampai anak-anak yang jadi korban,” pungkas seorang wali murid. (Yus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *