Desa Watualang Gelar Vaksinasi Posyandu Plus

NGAWI | optimistv.co.id – Pemerintah telah mengalokasi vaksin prioritas bagi lansia. Hal ini dikarenakan banyak manfaat yang akan diperoleh, antara lain: merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko terjadinya penularan Covid-19, ketika tertular dampaknya tidak berat, dan mencapai herd immunity.

Seperti yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Watualang pada pertengan Oktober 2021, kegiatan vaksinasi posyandu plus di Dusun Bogoharjo, Desa Watualang, Kecamatan Paron.

“Data sasaran 112 orang. Yang telah tervaksin 100 orang di tunda 12. Karena Lansia yang mendapatkan vaksinasi harus memenuhi kriteria sehat, tensi kurang dari 180/110 mmHg, ” terang Anton Ponijan Kepala desa Watualang.

Pelaksanaan Vaksinasi Lansia di Desa Watualang

Sebelum dilakukan vaksinasi Covid-19, lansia akan diskrining kerentaan dengan menjawab pertanyaan khusus., entah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga , sering merasa kelelahan, memiliki paling sedikit 5 dari penyakit (Hipertensi, Diabetes, Kanker, Penyakit Paru Kronis, Serangan Jantung, Gagal Jantung Kongestif, Nyeri dada, Asma, Nyeri sendi, Stroke dan Penyakit ginjal, mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter, mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir. Jika terdapat tiga atau lebih jawaban “ya” untuk pertanyaan tersebut maka vaksin tidak dapat diberikan.

Baca Juga:  Merajut Kebhinekaan untuk Keutuhan NKRI, Polres Kediri Kota Gelar Olah Raga Bersama Pelajar Asal Papua

Sebelum ke lokasi vaksinasi, Lansia melakukan skrining/ pengecekan awal tentang kondisi penyakit dan kerentaan minimal 3 hari sebelum jadwal vaksinasi agar jika terdapat penyakit dapat diobati terlebih dahulu dan dapat diketahui sebelumnya jika termasuk kategori tidak layak.

Skrining dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing atau di Posyandu lansia/ Posbindu PTM/ Puskesmas, Rumah sakit, Dokter Praktik, atau tempat lain yang disepakati bersama.

Efek samping vaksinasi bisa saja terjadi. Beberapa orang mungkin akan mengalami gejala efek samping yang berbeda. Bahkan ada juga yang tidak mengalami efek samping.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: nyeri, bengkak, gatal, kemerahan (pada area tempat penyuntikan), nyeri otot, demam, rasa lelah, mual, muntah, sakit kepala, lapar atau ngantuk (pada tubuh).

Jatah vaksin dan lolos skrining awal akan mendapat vaksin pertama dan kedua dengan jarak 28 hari.

Baca Juga:  Lagi, Wabup Gus Barra Berikan Bantuan Dengan Uang Pribadinya Kepada Warga Kemantren Yang Rumahnya Terbakar

Orang lanjut usia memerlukan jarak 28 hari untuk vaksinasi Covid-19 kedua, berbeda dari kategori penerima vaksin berusia 18—59 tahun yang perlu jarak 14 hari.

“Ada perbedaan karena pada lansia menurut penelitian, dengan 0—28 hari ternyata antibodi lebih baik, optimal, lebih tinggi dari 0-14 hari. Pembentukan antibodi lebih lama ketimbang kelompok usia lebih muda.

Keberhasilan vaksinasi Covid-19 bagi lansia tidak terlepas dari peran berbagai sektor. Mulai dari Keluarga yang mendampingi lansia agar dalam kondisi fit dan mau untuk divaksin, Tim Satgas Covid yang mensosialisasi dan mendata dan Tim pelayanan kesehatan yang menjamin ketersediaan vaksin, penyimpanan yang benar, skrining, penyuntikan dan pemantauan pasca pemberian vaksin.

Reporter : Suci

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *