MOJOKERTO | optimistv.co.id – Ada yang istimewa pada acara Pelantikan Pengurus Mejelis Musyawarah Cabang (MWC) NU Kecamatan Dawarblandong yang dilaksanakan di Lantai II, Gedung MWC NU Dawarblandong Kabupaten Mojokerto, Sabtu ( 20/ 11/ 2021 ).
Yang istimewa pada pelantikan MWC NU Kecamatan Dawarblandong ini dihadiri oleh para pejabat penting diantaranya Wakil Bupati Mojokerto, H.Muhammad Albarra, LC. M.Hum ( Gus Barra ), Anggota Fraksi PKB DPRD Provinsi Jawa Timur, H. Masduki, S.P.d.I, Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH. Abdul Adzim Alawi, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Fraksi PPP, H.Khusairin, SIP, M.Si, yang juga Ketua DPC PPP Kabupaten Mojokerto, dan 2 Anggota F-PKB DPRD Kabupaten Mojokerto, H.Supriyanto, SH, dan Hadi Fathurahman, SE, Hadir juga Camat Dawarblandong, Norman Handhito SIP, MS.i, didampingi Kapolsek, Danramil Dawarblandong, juga para Pengurus Dewan Tanfidz PCNU Kabupaten Mojokerto, H. Shobirin, SH, ( Mantan Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Fraksi PKB ) dan para pengurus PCNU Kabupaten Mojokerto dan jajarannya.

Acara Pelantikan Pengurus MWC NU Dawarblandong ini diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu para Pengurus MWC NU Dawarblandong diantaranya, Rois Syuriah, KH. Mundzir Masruri, S.Ag, M. Ag, Khatib Syuriah Kyai Nur Rohmat, S.Ag, M.P. d.I, Ketua MWC NU , Drs. H. M. Shofwan dan Sekretaris MWC NU Dawarblandong H. Edy Sasmito, dan jajarannya termasuk Muhammad Arwani ( Mantan Kepala Desa Bangeran ) ini dilantik dan diambil sumpahnya oleh Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH. Abdul Adzim.
Sementara itu Anggota F-PKB DPRD Jatim Masduki yang yang akrab disapa Gus Uki dalam sambutannya mengatakan, bahwa NU itu bisa berdiri kokoh dalam perjalanannya karena karena NU berdiri hasil Riyadoh para Waliyulloh, yang mana beliau para Waliyulloh ini mendirikan NU bukan untuk pribadi atau golongan, akan tetapi benar benar menegakkan Islam Ahlussunah Waljamaah yang berorientasi Islam Rahmatan Lil Alamin, sehingga jika kita hidup kita titipkan ke NU.
“Maka wajib bagi kita untuk berkorban tenaga dan pikiran serta harta kita curahkan untuk kebesaran NU, maka yakin ada keberkahan dalam mensyiarkan NU.” ucap Gus Uki Anggota F-PKB DPRD Jatim ini.
Sementara itu Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH. Abdul Adzim Alawi dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan Gus Hasyim Putra nya Kyai Mbah Wahab Hasbullah, di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet bahwasanya Mbahnya ( Kakeknya ) Gus Barra yaitu KH.Abdul Chalim asal Cirebon Jawa Barat ini merupakan sskretaris dari Mbah Yai Abdul Wahab Hasbullah, yang merupakan Bapak Pendiri NU, seorang Panglima dan pejuang Islam di masa penjajahan Jepang pada zaman dahulu.

“Saya sangat yakin kalau ke depannya nanti Gus Barra ini kita doakan bisa Jadi Bupati Mojokerto, lalu Jadi Gubernur Jatim, dan kita do’akan juga Gus Barra ini kelak bisa menjadi Presiden , biar Indonesia ini dipimpin oleh seorang Gus atau Kyai yang merupakan keturunan Ulama Besar Indonesia,” ujar Kyai Adzim.
Sementara itu Wabup Gus Barra dalam sambutannya mengatakan bahwa kakeknya dulu yaitu Mbah Yai Abdul Chalim merupakan orang kaya yang punya pabrik tenun (Sarung) tapi pada masa hidupnya benar-benar berjuang untuk kebesaran NU, bahkan harta bendanya sampai habis diperuntukan untuk kebesaran NU, hebat nya lagi, sampai akhir hayatnya kakek Gus Barra ketika meninggal dunia tidak meninggalkan harta sedikit pun untuk anak – anaknya termasuk kepada putranya KH. Asep Saifuddin Chalim, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet yang merupakan ayah dari Gus Barra, yang merupakan anak terakhir dari Mbah Yai Abdul Chalim.
Mbah Yai Abdul Chalim yang pada masa hidupnya, semua hartanya dihabiskan untuk perjuangan NU di masa silam.
Pada waktu itu Mbah Abdul Chalim merupakan Anggota MPRS dari Partai NU, tinggal di Surabaya, Jawa timur, dan saat kondisinya mulai sakit-sakitan karena usianya sudah mulai menua, akhirnya Mbah Abdul Chalim pulang ke tanah kelahirannya di Ceribon dan meninggal dan dimakamkan di Cirebon Jawa Barat.
“Maka setelah itu terputuslah sejarah kakek saya di Jawa Timur ini. Tapi sebelum kakek saya meninggal, beliau sempat berpesan kepada Ayah saya, agar ayah saya pergi merantau ke Jawa Timur untuk mendirikan Pondok Pesantren, itulah sejarah masa silam kakek saya ” ucap Gus Barra saat menyampaikan sambutan nya.
Dijelaskan lagi oleh Gus Barra, bahwa dulunya
semasa hidup kakeknya itu suka bagi bagi sarung kepada warga NU, dan itupun akhirnya ditiru oleh Abahnya , termasuk juga dirinya yang suka bagi-bagi sarung kepada warga NU dan PERGUNU di Kabupaten Mojokerto.
“Jadi semua ini memang ada keturunan dari Kakek saya yang semasa hidupnya hingga akhir hayatnya berjuang untuk NU dan suka berbagi sarung kepada warga NU,” ucap Gus Barra berkelakar disambut tepuk tangan tawa para undangan yang hadir saat itu.
Reporter : Kartono