Kepala Kantor Kemenag Sebut Desa Sekaran Sebagai Miniatur Indonesia

KEDIRI, optimistv.co.id – Desa Sekaran, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang memiliki masyarakat berlatar belakang agama berbeda-beda, namun semuanya selalu hidup dengan harmonis, dan menjadi sebuah Desa Sadar Kerukunan, dinilai sebagai miniature Indonesia.

Penilain tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kediri, Dr. H. Zuhri, M.Pd.I, saat memberikan sambutan pada Gebyar Seni Lintas Agama dalam rangka memperingati HUT RI Ke-77, yang dilaksanakan di halaman Desa Sekaran, Minggu malam, 18 September 2022.

Sedangkan ntuk memberikan tuntunan melalui hiburan kepada warga masyarakat yang hadir, H. Zuhri juga sempat menyanyikan tiga buah lagu berjudul Ojo Dibadingke, Caping Gunung, dan Lir Ilir ciptaan Sunan Kalijogo.

Seraya menjabarkan makna dari lagu Lir Ilir, H. Zuhri menghimbau kepada warga masyarakat Desa Sekaran untuk memberikan pendidikan terbaik kepada putra putri yang notabenenya sebagai generasi penerus bangsa, tanpa peduli dengan apapun kondisinya.

“Bapak-Bapak, Ibu-ibu, ayo anaknya disekolahkan yang tinggi agar menjadi pintar. Pak Kades bisa menjadi kepala desa itu dahulunya juga karena sekolah, sehingga pintar dan mempunyai ijasah. Kalau tidak pintar, dan tidak punya ijasah, maka ya tidak mungkin bisa jadi lurah,” katanya.

Ditambahkan H. Zuhri, meskipun hidup di sebuah pedesaan, namun urusan sekolah anak itu harus diutamakan, walaupun harus membayar mahal sekalipun, tetapi anak-anak harus tetap sekolah, jangan sampai menganggap bahwa sekolah itu tidak penting.

Baca Juga:  Atap TK PKK Ambruk Timpa Pelajar Hingga Luka

“Walaupun hidup di pedesaan, tapi siapa tahu nantinya bisa menjadi presiden. Pak SBY yang rumahnya Pacitan, juga bisa jadi Presiden. Contoh lagi kami disini, bisa kembali mewujudkan kerukunan umat beragama seperti ini. Pak Suko yang aslinya Kediri, sekarang ada di Kanwil Kemenag Jawa Timur,” tuturnya.

H. Zuhri juga menjelaskan, bahwa dirinya bersama Kades Sekaran, Purdiman, dan lain sebagainya itu nantinya akan pensiun dan diperlukan generasi penerus. Maka dari itu, anak-anak sekarang ini harus segera dipersiapkan.

“Apa yang kita wariskan pada anak-anak, kalau tidak kita wariskan yang terbaik, terutama kerukunannya, sopan santunnya, andap asornya kepada masyarakat siapapun, harus diberikan yang terbaik. Inilah, malam ini ada di Sekaran, desa yang kita cintai,” jelasnya.

Lebih lanjut dijalaskan, Indonesia ini masih sangat luas dan masih ada banyak waktu untuk mensekolahkan anak-anak generasi emas serta menghantarkan mereka sampai tujuannya meraih kesuksesan pada masanya nanti.

“Miniatur Indonesia di Desa Sekaran ini merupakan gambaran. Kalau Indonesia seperti Desa Sekaran, Insya Alloh menjadi baldatun thoyibatun warrobun ghofur. Indonesia akan tetap jaya, dan disegani oleh negara-negara lain. Sekarang juga sudah terbukti, negara-negara lain banyak yang berdatangan untuk belajar bagaimana Indonesia bisa bersatu, padahal Negara Indonesia itu bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan beraneka bahasanya,” jlentrehnya.

Baca Juga:  Khusnul Arif Apresiasi Kekompakan Warga PSHT

H. Zuhri juga menghibau kepada warga masyarakat untuk selalu hidup rukun, tanpa ada perselisihan mengenai apapun. Begitu pula ketika ada warga suka Kesenian Jaranan, atau tari-tarian, dan lain sebagainya, jangan sampai dicela, karena itu semua merupakan warisan bangsa.

“Semua itu adalah hiburan. Dan ini budaya milik Indonesia yang harus dilestarikan. Kalau di panggung ini ada berbagai macam penampilan, maka perlu diapresiasi, karena memang luar biasa. Semoga desa-desa yang ada di Kediri bisa mewujudkan dan mengimplementasikannya,” urainya.

Sementara itu, Kepala Desa Sekaran, Purdiman, dikonfirmasi mengatakan, kegiatan gebyar seni dan budaya dengan tema Desa Sadar Kerukunan ini merupakan puncak peringatan HUT RI Ke-77, dan sebelumnya juga sudah dilaksanakan berbagai rangkaian kegiatan lainnya, seperti jalan sehat berhadiah.

“Gebyar seni lintas agama dan budaya itu mengandung banyak pesan moral, sehingga diharapkan semakin mempererat keharmonisan antar umat beragama dari ajang silaturrahmi untuk merawat kerukunan yang sudah terjalin dengan baik di Desa Sekaran,” katanya.

Menurut Kades Purdiman, dalam acara gebyar seni lintas agama ini menampilkan berbagai macam kesenian, seperti rebana, pencak silat, puji pujian dan tari tarian, puji syukur atas berkah kepada masyarakat Desa Sekaran sampai sekarang dalam keadaan sangat kondusif dan aman, guyub rukun dalam keberagaman berbagai agama.

Baca Juga:  Sentra Vaksinasi NasDem Peduli Diapresiasi Banyak Pihak

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kediri, dan dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, serta FKUB, dan semua pemuka agama yang hadir memberikan support dan arahan pada malam ini. Terima kasih juga kepada semua panitia PHBN Desa Sekaran, dan masyarakat semuanya,” ucapnya.

Seperti diketahui, pada kegiatan gebyar seni lintas agama ini juga ditutup dengan do’a bersama dari semua pemeluk agama yang ada di Desa Sekaran, yaitu untuk Agama Islam disampaikan oleh perwakilan dari kalangan LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) dan NU (Nahdlotul Ulama), kemudian Agama Kristen Protestan, Kristen Jawi Wetan, dan Hindu Darma.

Dalam kesempatan tersebut, selain dihadiri perwakilan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kediri, Dr. H. Zuhri, M.Pd.I, dan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, juga dihadiri para pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Kediri, Ketua PHDI (Parisade Hindu Darma Indonesia) Kabupaten Kediri, Drs. Murtaji, dan lain sebagainya.

Reporter : Zainal 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *