Menjaga Kerukunan Antar Warga, Desa Gunungsari Lestarikan Tradisi Bersih Desa

MADIUN, optimistv.co.id– Memasuki bulan suro dalam kalender Jawa, warga Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, hampir keseluruhnya menyelenggarakan hadiri bersih desa. Berbagai kegiatan dilaksanakan mulai dari mengadakan slamatan (kenduri) bahkan menggelar gambyong (langen beksan) Dan reog.

Tradisi bersih desa sebagai upacara adat memiliki makna spiritual dibaliknya bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang didapat, selanjutnya upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Kades Gunungsari, Eris Satrio Goetomo, S.AP duduk Dengan Sekdes Gunungsari Arif Widodo Prasetyo

Kepala Desa Gunungsari, Eris Satrio Goetomo, S.AP melalui Sekretaris Desa Gunungsari, Arif Widodo Prasetyo mengatakan setiap tahun mengadakan kegiatan bersih desa, biasanya dimalam hari itu diawali malam terikatan diisi kegiatan do’a keselamatan.

“Pagi harinya dimasing-masing punden diadakan di Desa Gunungsari, untuk Dusun Pelem Payung  hiburan berupa reog dan untuk Dusun Gunungsari hiburan gombyong (klangen beksan) itu untuk siang hari, kegiatan slamatan selain ke punden dilaksanakan makam masing-masing Dusun, pagi harinya sekitar pukul 6 samapai 7 tiap-tiap makam juga melaksanakan slamatan, setelah itu sekitar pukul 10 siangnya, masyarakat pindah ke punden,” kata Arif Widodo Prasetyo, Kamis 11 Agustus 2022.

Baca Juga:  Jelang Ramadhan, Pemkab Magetan Gelar Syukuran Larung Sesaji
Bersih desa mengadakan slamatan (kenduri)

Ia menambahkan ada beberapa sumber dana tersebut, satu APBDes yang digunakan hasil pajak didukung dengan swadaya masyarakat juga pemilik lahan di Desa Gunungsari.

“Bersih desa sudah ada sejak dulu, di Desa Gunungsari ada dua Dusun anatara lain, Dusun Pelem Payung dan Dusun Gunungsari,” ujarnya.

Menurutnya, dipundennya ada gambyong di punden Dusun Gunungsari, untuk reognya setelah dipunden muter di Dusun Pelem Payung.

“Harapanya agar budaya seperti itu tetap dilestarikan, karena hal itu sebagai wujud terima kasih kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmad rejeki yang dilimpahkannya kepada warga Desa Gunungsari,” terangnya.

Warga kumpul slamatan (kenduri)

Arif Widodo Prasetyo menambahkan bersih desa juga sebagai sarana bagi kita untuk melestarikan adat budaya melestarikan reog dan melestarikan gambyong (klangen bekso).

“Sebagai sarana masyarakat hidup rukun, hidup damai juga bisa saling gotong royong, masyarakat guyub rukun,sengkuyung bareng-bareng,” terangnya.

Baca Juga:  Pemkot Kediri Gelar Sidak Takjil, untuk Pantau Keamanan Pangan Selama Ramadhan

Reporter : Sugeng Rudianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *