Ribuan Tokoh di Ngancar Siap Coblos Blangkone

KEDIRI, mediabrantas.id – Dua ribu lebih tokoh di wilayah Kecamatan Ngancar, kompak untuk memenangkan pasangan calon (paslon) Bupati-Wakil Bupati Kediri Nomor Urut 1, H. Deny Widyanarko – Dra. Hj. Mudawamah, M.H.I, pada Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) serentak 2024 mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan saat kegiatan kampanye paslon yang diusung oleh PKB dan Partai NasDem dengan kemasan Sambang Dusun di seluruh dusun di Kecamatan Ngancar, Jum’at malam, 11 Oktober 2024.

Cabup yang identik dengan Blangkon Hijau ini dikonfirmasi mengatakan, hampir seluruh dusun di 10 desa se Kecamatan Ngancar telah dikunjunginya dalam program Sambang Dusun. Setiap pertemuan itu sedikitnya ada seratus tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan lain sebagainya.

“Alhamdulillah setiap pertemuan dengan para tokoh itu semua menyambut baik program-program unggulan kami. Setelah sama-sama sepakat, selanjutnya kami juga melakukan penandatangan kontrak politik bersama,” kata pengusaha sukses yang akrab disapa Mas Deny.

Baca Juga:  Paslon Deny-Mudawamah Sambang Dusun di Dapil 1

Cabup yang berpasangan dengan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Kediri ini juga mengungkapkan, program pembangunan dusun sebesar Rp300-500 juta per dusun per tahun tersebut bukan kepentingan untuk populeritas, tapi memang benar-benar demi kemajuan Kabupaten Kediri agar menjadi Hebat.

Foto Bersama dengan memegang kontrak politik dengan masyarakat (foto:Suko)

“Sesuai tagline kami, Desa Kuat, Kediri Hebat, makanya perlu pembangunan merata di semua dusun supaya desa menjadi kuat. Kalau semua desa sudah kuat dan mandiri, pasti Kediri otomatis menjadi hebat. Pembangunan dari bawah ini akan berdampak langsung ke rakyat. Tapi kalau yang dibangun fokus untuk mercusuar di salah satu tempat, ya rakyat di dusun atau pelosok tetap saja miskin, tidak ikut menikmati gemerlap kota,” ungkapnya.

Cabup kelahiran Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten ini juga menegaskan, sebagai bentuk keseriusan pelaksanaan program tersebut, dirinya juga menyatakan akan mundur dari jabatannya apabila dalam dua tahun kepemimpinannya tetapi tidak melaksanakannya.

Baca Juga:  Pembangunan LPJU Watu Kosek Layak Dikaji Ulang

“Kenapa saya minta waktu dua tahun, karena tahun pertama menjabat itu masih melaksanakan program dari pemerintahan sekarang. Dan pada tahun kedua nanti, program pemerintahan baru bisa melaksanakan programnya sendiri,” tegasnya.

Mas Deny juga menjelaskan, program pembangunan dusun sebesar Rp300-500 juta ini bukan hanya bermanfaat bagi generasi sekarang saja, tetapi lebih bermanfaat lagi kepada para generasi Z.

“Dengan dana sebesar Rp300-500 juta per dusun per tahun itu mungkin saja belum begitu bisa dirasakan manfaatnya secara langsung, tetapi anak cucu kita nanti yang akan menikmati hasilnya. Seperti halnya para Pahlawan dulu saat berjuang itu juga bisa saja tidak ikut menikmati kemerdekaan, dan kita-kita sekarang yang menikmati kemerdekaan. Coba bayangkan, apa jadinya kalau waktu dulu tidak ada pejuang yang melawan penjajah, ya mungkin sekarang kita semua juga masih dijajah bangsa lain,” jelasnya. (Suko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *