Ruwah Desa Trowulan Meriah, Diwarnai Tahlil Kubro dan Pagelaran Wayang Kulit Dalang Ki Sri Upoyono

MOJOKERTO, mediabrantas.id – Sudah menjadi tradisi tahunan bagi warga Desa Trowulan Kecamatan Trowulan ini menguri-uri Budaya Leluhur nya dengan menggelar Selamatan Desa/Ruwah Desa yang dilaksanakan selama dua hari, yakni Kamis dan Jum’at, tanggal 09-10 Maret 2023 dengan menggelar kegiatan yang diawali Khotmil Qur’an yang dibaca serentak oleh 6 Majelis yang ada di Desa Trowulan, dan malam harinya digelar Tahlil Kubro di Pendopo Desa Trowulan yang dihadiri oleh Seluruh masyarakat Desa Trowulan dan Sesepuh serta para tokoh masyarakat yang ada di Desa Trowulan, yang diisi dengan Istighosah Doa Bersama untuk keselamatan dan kemakmuran Masyarakat Trowulan, yang masing-masing warga membawa tumpeng dan tumpeng tersebut setelah didoakan dimakan bersama.

Selanjutnya pada (10/03/2023) malam hari ratusan warga Desa Trowulan ini berbondong-bondong datang ke Pendopo Balai Desa Trowulan untuk menyaksikan hiburan kesenian Campursari Wahyu Laras dan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk oleh Dalang Ki Sri Upoyono yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Kejagan ini dengan Lakon turunnya Wahyu Dososusilo yang dihadiri oleh Camat Trowulan Jhon Mujiono, SH MM, Kapolsek serta Danramil, hadir pula Pimpinan Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, KH. Agung Bimo.

Baca Juga:  Ratusan Knalpot Brong disita Satlantas Polres Jombang dalam 19 Hari
Kepala Desa Trowulan Zainul Anwar, S.Pd foto bersama para perangkatnya (foto: Ririn)

Sementara itu Kepala Desa Trowulan Zainul Anwar, S.Pd, didampingi Sekretaris Desa Trowulan Mira Purwaningsih, SH, dan seluruh Perangkat Desa Trowulan dan BPD, LPM, Desa Trowulan menjelaskan bahwa kegiatan Ruwah Desa berupa Bancakan, doa bersama yang dilakukan seluruh warga masyarakat Desa Trowulan dengan tradisi mengeluarkan tumpeng-tumpeng untuk dimakan bersama-sama dengan warga masyarakat yang lain, perangkat desa dan tokoh masyarakat bergabung bersama-sama ini adalah sebagai bentuk uri-uri budaya peninggalan para leluhur yang sampai saat ini masih terus dijaga kelestariannya sebagai budaya warga Trowulan.

Dijelaskan oleh pak Zainul bahwa tumpeng di bawa ke Balai Desa dan dimakan bersama itu tujuannya untuk Ngalab Barokah, sebagai bentuk uri-uri budaya leluhur dengan acara tasyakuran dan doa bersama tersebut berharap kondisi masyarakat dan wilayah Desa Trowulan ini diberikan kesuburan lahan pertanian, warga nya makmur, tertib, tentram, sejahtera, serta berkecukupan segala sesuatunya.

Baca Juga:  Kapolresta Mojokerto Gelar Silaturahmi dengan Mahasiswa, untuk Menjaga Kondusifitas Masyarakat
Dalang Ki Sri Upoyono yang merupakan Kepala Desa Kejagan ini saat tampil di acara Ruwah Desa Trowulan (foto: Ririn)

“Tradisi tahunan berupa uri-uri budaya leluhur Ruwah Desa ini warga berharap desa kita ini menjadi desa gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, Intinya bisa menjadi desa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, yakni desa yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya,” lanjut Lurah Zainul Anwar saat konferensi pers kepara para wartawan didampingi para perangkatnya. (Ririn Fadillah / Ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *