SMPN Tambelangan 1 Sukses Gelar Festival Dug Dug

SAMPANG, mediabrantas.id – UPTD Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Tambelangan 1 menggelar Pawai Dug-Dug dan Pawai Kesenian Musik Tradisional yang termasuk khas Madura serta penampilan kreasi siswa – siswi dalam rangka Karya Penguatan profil Pelajar Pancasila (P5), Kamis (15/05/2025).

Kepala SMPN Tambelangan 1, Achmad Fauzan, dikonfirmasi melalui Farmi menyampaikan apresiasinya kepada seluruh siswa siswi SMP Negeri Tambelangan 1 dan semua dewan guru yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini.

“Festival Dug-Dug ini merupakan warisan leluhur yang harus dirawat dan dilestarikan bersama. Semangat dan kekompakan yang ditampilkan para peserta sangat luar biasa,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, Festival Dug-Dug dapat menjadi agenda rutin tahunan yang mampu melestarikan budaya lokal, dan menjadi perhatian serius dari warga masyarakat maupun wisatawan.

“Kegiatan tersebut di arak mulai dari depan Pasar Tambelangan jalan kaki sampai pertigaan belok kiri sampai finish UPTD SMPN Tambelangan 1.
Suasana keakraban dan kebersamaan begitu terasa di sepanjang acara, menandai suksesnya Dug-Dug tahun ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Peringati HUT RSUD. R.A Basoeni Ke-18, Bupati Mojokerto Launching Inovasi BUNYI SEHATI dan GEMES AJA

Menurutnya, gelar karya ini merupakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Giat ini merupakan dua elemen penting dalam pendidikan di Indonesia saat ini. IKM memberikan ruang bagi sekolah untuk merdeka dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing,” tuturnya.

Sedangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, lanjut Farmi, berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi siswa yang sejalan dengan profil pelajar Pancasila.

“P5 adalah salah satu komponen inti dalam IKM yang dirancang untuk memperkuat upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila,” ungkapnya

Lebih lanjut disampaikan, penerapan P5 juga tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran, melainkan memiliki porsi khusus dalam alokasi jam mata pelajaran.

“Hal ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka dengan belajar dari teman, guru, dan bahkan tokoh masyarakat sekitar,” pungkasnya. (Hadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *