Oleh: Wilda Nur Rohmah
optimistv.co.id – Masa pandemi covid- 19 membawa dampak besar terhadap semua aspek. Dilihat dari aspek ekonomi, banyak perusahaan gulung tikar dan merumahkan pekerjanya, sedangkan dilihat dari aspek sosial budaya yang mana kegiatan setiap orang dibatasi karena harus mentaati protocol kesehatan. Dibalik bencana non- alam yang terjadi seperti pada masa pandemi ini, ada hikmah dibaliknya. Seperti dalam kehidupan sosial masyarakat ada peningkatan kesadaran untuk saling membantu tanpa membeda- bedakan suku, ras, agama serta budaya. Di masa pandemi ini juga meningkatkan sikap toleransi dan kualitas jiwa religious dalam masyarakat.
Toleransi agama dapat membentuk hubungan antar manusia yang rukun, damai dan berkat. Sikap toleransi mencakup perbuatan untuk saling menghargai setiap individu seperti ketika beribadah maupun melakukan kegiatan yang berkaitan dengan ajarannya masing- masing. Pada masa pandemi saat ini juga dapat dijadikan momen penting untuk merajut kebersamaan, toleransi dan tolong menolong antar umat beragama.
Wabah pandemi covid- 19 ini juga dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, baik anak- anak, dewasa, tua, muslim maupun non muslim. Selain membawa kemudharatan, pandemi ini juga membawa kemaslahatan. Banyak orang- orang sadar akan menghormati dan menghargai orang lain, seperti beberapa tempat ibadah atau kelompok lainnya mengadakan bakti sosial serta saling mengingatkan mematuhi protocol kesehatan sehingga menjadikan toleransi tumbuh ditengah pandemi.
Untuk itu sebagai umat beragama dalam menghadapi wabah ini sangat penting melakukan beberapa sikap diantaranya:
- Meningkatkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa meski dilakukan di rumah masing- masing bersama keluarga serta memanjatkan do’a agar kita semua dilindungi dan terhindar dari wabah virus corona yang sedang dihadapi menurut cara dan ritual masing- masing agama.
- Terus menerus menjaga kerukunan, kedamaian dan kebersamaan sesama masyarakat agar dapat bersama- sama menghadapi wabah ini.
- Membangun optimisme di dalam diri individu, komunitas dan lingkungan masyarakat dengan mengoptimalkan peran untuk memberi informasi- informasi positif, memerangi berita bohong (hoax) melawan kecemasan dan menghindari kepanikan yang berlebihan yang dapat merusak kekebalan tubuh kita.
* Penulis adalah Mahasiswa IAIN Kediri