MOJOKERTO, mediabrantas.id – Suhu Politik menjelang Pemilu Presiden dan Pemilu Legeslatif kian memanas. Begitu juga dengan Atmosfer mejelang Pilkada Kota Mojokerto tahun 2024 mendatang. Terlihat situasi Politik di Kota Mojokerto saat ini mulai menggeliat dan ramai menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan Masyarakat.
Berbagai kalangan dan tokoh Agama serta Ulama di Kota Mojokerto ini, ada yang menginginkan perubahan. Sejumlah tokoh-tokoh dari berbagai kalangan yang sangat berpengaruh di Kota Mojokerto ini, mulai terang-terangan buka suara untuk memberikan dorongan dan mendukung kepada H. Junaedi Malik, SE, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kota Mojokerto untuk running atau maju sebagai Calon Walikota Mojokerto pada Pilkada Kota Mojokerto 2024 mendatang.
Dukungan para tokoh-tokoh dan Ulama dari berbagai kalangan kepada Gus Juned, sapaan akrab H. Junaedi Malik, SE, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto agar maju sebagai Calon Walikota Mojokerto ini, mereka sampaikan pada saat Gus Juned mengelar Serap Aspirasi Masyarakat (Reses) Tahap III Tahun 2023. Minggu (22/ 10 /2023) pagi di Warung Ladang, Jalan Tirta Suam, Lingkungan Sekar Putih Kedungdung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Reses tersebut, dihadiri 250 undangan dari berbagai kalangan tokoh dan ulama yang ada di Kota Mojokerto. Termasuk para guru TPQ se Kota Mojokerto yang mengeluhkan adanya program Sekolah Full Day (Sekolah sampai sore) dari Pemkot Mojokerto. Sehingga, tidak ada lagi anak-anak yang ngaji atau belajar di TPQ – TPQ lingkungan maupun musholla-musholla atau Masjid.
Dengan adanya program tersebut, saat ini TPQ sepi. Bahkan parahnya lagi, gaji guru honorer TPQ sudah 6 bulan ini belum cair. Hal inilah yang dikeluhkan oleh Ustad Rusman, Ketua Forum Pengajar Al Qur’an TPQ se Kota Mojokerto.
Keluhan terhadap nasib generasi muda di Kota Mojokerto ini, juga datang dari para Tokoh NU yang ada di Kota Mojokerto, Jajaran Ketua Tanfidziah dan Rois Syuriah MWC serta Ranting NU se Kota Mojokerto, yang ingin program “Wajib Belajar” yakni waktu Jam Belajar antara pada pukul 18.00-19.00 WIB yang pernah dijalankan oleh mendiang mantan Walikota Mojokerto, KH. Mas’ud Yunus harus dijalankan lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Hadi Prayitno, Tokoh Masyarakat Kota Mojokerto yang menginginkan agar program wajib belajar habis magrib dihidupkan kembali. Sebab, hal ini akan membawa sesuatu yang positif bagi kalangan remaja, atau generasi penerus bangsa untuk berkumpul bersama keluarga dan dididik untuk berlaku sopan santun terhadap keluarga dan lingkungannya.
“Perubahan harus terjadi di Pilkada Kota Mojokerto ini, sebab banyak program-program yang baik untuk anak-anak Kita yang merupakan generasi penerus bangsa ini justru ditiadakan, lantas mau dibawa kemana generasi muda Kita saat ini, jika tidak dibekali dengan ilmu pengetahuan agama dan ngaji,” ucap Hadi Prayitno tokoh yang juga mantan Wakapolresta Mojokerto itu mengeluhkan kondisi masyarakat saat ini kepada Gus Joened.
Selain para Tokoh Agama dan Ulama NU, seperti KH. Asaddudin Muzakir, Ketua Banom NU, dan berbagai kalangan lainnya juga menginginkan adanya Perubahan. Seperti yang dilontarkan oleh Ketua LPM, Ketua RW, dan tokoh masarakat, serta tokoh agama sekitar Sekar Putih.
Termasuk seluruh Jajaran PKB, Ketua Dewan Syuro dan Pengurus PKB semua tingkatan, juga menginginkan adanya perubahan dab pergantian Pimpinan atau Wali Kota Mojokerto.
Dengan derasnya dukungan tersebut, maka saat itu pula Gus Juned menyatakan, bahwa dirinya telah siap untuk maju sebagai Calon Wali Kota Mojokerto pada Pilkada Kota Mojokerto 2024 mendatang.
“Saya terharu atas dukungan ini, dengan mengucapkan Bismillah, demi adanya perubahan dan demi kemaslahatan umat untuk masyarakat Kota Mojokerto lebih baik, saya nyatakan siap untuk maju sebagai Calon Walikota Mojokerto di Pilkada Kota Mojokerto tahun 2024 nanti.” tegas Gus Juned dengan semangat tinggi yang diiringi tepuk tangan dan sorak sorai ratusan undangan yang hadir pada saat itu.
Menurut Gus Juned, saat ini adalah tahun politik, sehingga banyak orang yang akan memecah belah PKB, semua ini karena kepentingan politik. “Saya tegaskan, bahwa PKB Lahir dari Rahimnya NU, jadi NU itu ya PKB, PKB ya NU, dan sampai kapanpun PKB akan berjuang untuk NU dan berjuang untuk Kemaslahatan Umat, makanya saat Pemilu Legeslatif, pilihlah Caleg dari Partai yang jelas, yakni Partai yang didirikan oleh para Ulama dan Kyai NU,” lanjut Gus Juned dalam sambutannya.
Dilain pihak, jika nantinya beliau ditakdirkan untuk memimpin Kota Mojokerto, maka beliuau akan benar-benar menggunakan anggaran untuk kemaslahatan umat dan memberikan manfaat bagi masyarakat, serta tidak mencari uang dibalik program yang tercantum di APBD.
Saat ini, imbuh Gus Juned, PKB terus membangun konsolidasi demi kepentingan yang bermanfaat untuk masyarakat, dan akan berkelanjutan, serta akan membekas hasilnya.
Gus Juned mengatakan, bahwa PKB akan terus komitment dan konsisten akan terus berjuang untuk NU digaris depan. Selain itu, pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat supaya tidak meragukan Perjuangan PKB. Sebab menurut Gus Juned, PKB itu rumahnya warga NU. “Semua perjuangan itu memang semua butuh ikhtiar, demi Perubahan di Kota Mojokerto ini,” lanjut Gus Juned.
Gus Joned juga menyesal jika selama ini Pemkot Mojokerto kerap menyelenggarakan acara seremonial atau hiburan yang anggarannya diambilkan dari APBD. Padahal, saat ini masih banyak warga Kota Mojokerto yang butuh bantuan dana untuk melangsungkan kehidupannya sebagai modal usaha demi untuk melangsungkan kehidupannya. (Kartono)