Launching Buku Mundjidah Wahab Otoritas, Profesionalisme dan Kebijakan Publik

JOMBANG, mediabrantas – Perjalanan panjang yang penuh tantangan, dengan berbagai kenangan yang tak terlupakan dari Hj. Mundjidah Wahab, Bupati Jombang telah dituangkan ke dalam sebuah buku bersampul hijau berisi 355 halaman yang diberi judul “Mundjidah Wahab; Otoritas, Profesionalisme, dan Kebijakan Publik di Kabupaten Jombang”, telah rampung dan dilaunching di Pendopo Kabupaten Jombang pada Senin (21/8/2023) pagi.

Peluncuran Buku Biografi Hj. Mundjidah Wahab yang ditulis oleh Alfiyah Ashmad, editor Nor Ismah, dihadiri langsung oleh Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, Forkopimda Kabupaten Jombang, Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Staf Ahli, Asisten, seluruh Kepala OPD; wartawan dan pegiat medsos. Penulis Buku Mundjidah Wahab (Alfiyah Ashmad), Prof. Dr. Jusuf Irianto, M.Com – Guru Besar Manajemen SDM, FISIP Universitas Airlangga juga hadir sebagai narasumber.

Launching Buku Mundjidah Wahab yang dipandu oleh Ari dari Radio Suara Jombang – Dinas Kominfo Kabupaten Jombang ini, dikemas model Talkshow, dialog interaktif antara narasumber dan undangan yang hadir.

Bupati Mundjidah Wahab mengaku bahagia dan bersyukur dengan telah selesainya Buku Biografi yang menorehkan hasil dari perjalanan panjang, penuh tantangan, penuh berbagai kenangan yang tak terlupakan. Dan dilaunching diperiode tahun terakhir kepemimpinannya sebagai Bupati Jombang.

“Alhamdulillah, ini semua adalah berkat dorongan dan motivasi dari Nyai Hj. Mahfudloh kakak Saya. Harapannya dari Buku ini akan menjadi saksi sejarah perjalanan panjang saya dan mampu menginspirasi anak cucu dan generasi muda,” tuturnya mengawali dialog talkshow.

Baca Juga:  Bupati Bersama Kadisos Berikan BLT DBHCHT Buruh Tani Tembakau di Wilayah Utara Brantas

“Buku ini bukan hanya tentang perjalanan saya, tetapi juga tentang semangat dan tekad kita bersama dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Jombang. Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berjuang dan bekerja keras demi masa depan yang lebih baik,” ungkap Bupati Mundjidah Wahab.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Bupati Mundjidah Wahab kepada Alfiyah Ashmad dan Nor Ismah sebagai tim penulis Buku Mundjidah Wahab.

“Terima kasih Bu Alfi dan seluruh tim penyusun buku Mundjidah Wahab, serta semua pihak yang telah mendukung dan ikut serta dalam perjalanan ini. Tanpa kerja keras dan semangat bersama, buku ini tidak akan menjadi kenyataan. Semoga menjadi amal jariyah kepada semua pihak yang memberikan kontribusi,” tambahnya.

“Saya tidak bisa melupakan kenangan masa lalu saya bersama Almargfurlah KH. Wahab Chasbullah Ayah Saya. Didalam Buku ini ada motivasi, juga mengisahkan lika liku perjalanan panjang Saya. Dan tentu, Saya yakin bahwa kalau Mundjidah Wahab saja tentu tidak akan bisa kalau tanpa ada Almargfurlah Mbah Wahab,” ungkap Mundjidah Wahab dengan suara parau menahan tangis.

Dengan sesenggukan, diungkapkannya bagaimana KH. Wahab Chasbullah, seorang Rois Am yakni Dewan Pertimbangan Agung penasehat Presiden Bung Karno yang sudah sepuh mengajak putri putrinya mengenalkan lingkungan pekerjaannya. Dengan kesederhanaannya tetap memberikan perhatian lebih kepada anak anaknya. Tidak hanya itu, Bupati Mundjidah Wahab juga menceritakan beberapa kontribusi nyata Pahlawan Nasional KH. Wahab Chasbullah untuk bangsa ini.

Baca Juga:  Bahagia, WBP dan Keluarga Berbuka Puasa Bersama Didalam Lapas Ngawi

“Sekali lagi semuanya tertuang dibuku ini berjudul “Mundjidah Wahab; Otoritas, Profesionalisme, Dan Kebijakan Publik di Kabupaten Jombang,” tandasnya.

Alfiyah Ashmad sang penulis Buku Mundjidah Wahab pada kesempatan tersebut juga menceritakan sejarah bagaimana awal mula hingga selesainya penulisan Buku Mundjidah Wahab yang rampung dalam waktu 6 bulan tersebut.

Secara detil Bab per Bab dikupas juga oleh Alfiyah Ashmad, Staf Khusus Bupati Jombang yang juga santri dari Pondok Pesantren Tambak Beras.

“Di buku ini saya tuliskan sosok Mundjidah Wahab Bupati perempuan pertama di Kabupaten Jombang dari kalangan Pesantren. Mulai dari masa kecil beliau, masa remaja, hingga menikah dan masuk di dunia politik/legislatif hingga menjadi orang nomor satu di Kabupaten Jombang,” tutur Alfiyah Ashmad.

Diungkapkan juga oleh Alfiyah Ashmad bagaimana seorang Mundjidah Wahab  mampu menuntaskan program program yang hampir terbengkalai bertahun tahun dan rampung dibawah kepemimpinannya.

“Beliau sangat luar biasa, beberapa program yang terbengkalai dan berlarut larut tidak kunjung selesai yang berhasil dituntaskannya di masa kepemimpinannya antara lain pembangunan Jembatan Ploso; Hari Jadi Kabupaten Jombang; Sanitary Landfill; menyelesaikan Lingkungan yang akut banjir, hingga mengatasi program Limbah B3 yang dilakukannya dengan secara sinergi kolaborasi,” paparnya.

Menurutnya buku ini menjadi bukti nyata dari upaya Bupati Mundjidah Wahab mewujudkan visi dan misi untuk kemajuan Kabupaten Jombang.

“Dari buku ini membuktikan bahwa muslimah Indonesia dapat berbicara tentang “Otoritas” atau kewenangan yang diberikan negara untuk melaksanakan fungsi-fungsi pada jabatan publik. Kepemimpinan perempuan dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak dan lebih baik kepada masyarakat jika diberi kesempatan, diberikan pelatihan yang tepat, serta lebih banyak ruang lingkup untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa,” tandasnya.

Baca Juga:  Panglima Nurhadi Apresiasi Kesigapan Kades Sekoto dan Tim Puskesmas Badas

“Walau didalam setiap kepemimpinan ada keberhasilan, tentu juga saya sampaikan kegagalannya. Semua saya sampaikan secara terbuka dan lugas kepada para pembaca khalayak luas, tentu dari perspektif yang positif dan nuansa yang penuh optimisme,” pungkas Alfiyah Ashmad.

Prof. Dr. Jusuf Irianto, M.Com – Guru Besar Manajemen SDM, FISIP Universitas Airlangga menyampaikan bahwa dengan diluncurkannya Buku Mundjidah Wahab masyarakat bisa membaca Jombang diera kepemimpinan Bupati Mundjidah Wahab. Sosok Mundjidah Wahab ketokohannya sangat dipengaruhi oleh genetik dan lingkungannya.

“Buku yang bagus mengandung 2 hal yakni mengandung tesis yakni pernyataannya berbasis data. Dan antitesis, adanya argumentasi dari berbagai kalangan sehingga pada perkembangan selanjutnya ilmunya akan berkembang,” tuturnya.

“Antitesis jangan sampai mandeg. Selanjutnya harus ada semacam sinopsis, bagaimana argumentasi dari para ahli yang dapat melihat dari sisi yang lain,” tandasnya.

Prof. Dr. Jusuf Irianto, melihat Mundjidah Wahab mampu menampilkan Birokrasi yang mengedepankan transparansi, kolaborasi melayani semua pihak.

Dalam launching tersebut, juga digelar Lomba Resensi Buku untuk 3 Kategori, yakni SMA Sederajat; Mahasiswa dan Masyarakat Umum; juga ASN  terutama bagi undangan yang hadir saat launching. Lomba ini diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang. (Budi Tanoto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *