Pemkab Blitar Gelar Upacara Peringatan Hardiknas & Otonomi Daerah Ke-28

BLITAR, mediabrantas.id – Seluruh perwakilan OPD dan Camat di lingkup Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Blitar mengikuti apel upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Otonomi Daerah Ke-28. Bupati Blitar, Hj. Rini Syarifah bertindak sebagai Inspektur upacara secara langsung melakukan pengukuhan dan penyematan PIN untuk guru penggerak, Kamis, 02 Mei 2024.

Mak Rini, sapaan akrab Bupati Blitar menyampaikan apresiasinya terhadap hasil karya para pendidik, guru penggerak dan semua pihak yang telah berkontribusi terhadap pendidikan di Kabupaten Blitar. Mak Rini meminta untuk trus semangat sehingga merdeka belajar sukses, mencetak profil pelajar Pancasila.

“Pemkab Blitar sangat berkomitmen terhadap pendidikan sesuai dengan Panca Bhakti pertama yaitu, jaminan pendidikan masyarakat desa, Pemkab memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu, serta bantuan khusus bagi siswa SD dan SMP. Ini wujud bentuk perhatian dan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” terangnya.

Baca Juga:  Wali Kota Madiun "Mantu" Nikahkan 18 Pasangan Pengatin

Harapan Mak Rini, seluruh prestasi program kegiatan seperti halnya program, Sekolah Sak Ngajine,Pembiasan Bahasa, dan Berbudaya Jawa harus tetap di pertahankan. Dan pemberian dukungan serta motivasi kepada anak-anak untuk belajar.

“Saya menghimbau semua yang berkaitan dengan dunia pendidikan jangan lelah untuk terus bermotivasi, sehingga perlu menciptakan lingkungan pelajar yang kondusif dirumahnya. Orang tua di harapkan mendampingi mereka dalam proses belajarnya,” himbaunya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, drh. Adi Andhaka menambahkan, langkah kedepan pengembangan pendidikan sesuai tema Hardiknas, yakni bergerak bersama, lanjutkan merdeka belajar.

“Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar memastikan satuan pendidikan melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan mendaftar di IKM, memaksimalkan penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan mengoptimalkan peran guru penggerak sebagai pioner pembelajaran. Memaksimalkan sekolah penggerak sebagai pilot projects Implementasi Kurikulum Merdeka,” jelasnya. (Dasaruddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *