TRENGGALEK, mediabrantas.id – BAZNAS pusat meluncurkan Balai Ternak di Desa Pringapus, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, dukung penuh program ini.
Balai Ternak yang berada di Desa Pringapus ini bernama Barokah Farm yang merupakan Balai Ternak Domba / Kambing ke 46 dari 54 titik program Balai Ternak yang dikembangkan BAZNAS RI. Tujuannya tentu untuk memberdayakan masyarakat miskin untuk bisa berdaya dengan mengelola batuan domba yang dikembangkan secara koloni.
Jumlah peternak sebanyak 20 orang dengan jumlah total populasi 205 ekor Domba. Total dana dalam program ini sebesar Rp 531,910,000. Kolaborasi antara BAZNAS RI sebesar Rp. 427,947,500 dan BAZNAS Kabupaten Trenggalek sebesar Rp. 100,000,000 dan Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek sebesar Rp. 3,962,500.
Dalam Balai Ternak ini unit usaha yang dikembangkan, persilangan Domba Cross Texel, Dorper F1, Cross Sulfok dengan ternak lokal. Kemudian pengembangan pupuk kompos padat cair dengan adanya rumah kompos. Selanjutnya pengembangan integrated farming system, pengembangan ternak penggemukan untuk kurban dan penggemukan untuk penjualan harian.
Bupati Trenggalek yang hadir langsung dalam peluncuran balai ternak ini menuturkan, “balai ternak ini adalah ikhtiar membangun ekonomi umat. Khususnya kepada mereka para mustahik, mereka yang berhak mendapatkan penyaluran dana baik dari zakat, infaq dan shodaqoh,” ucapnya.
Masih menurut kepala daerah muda itu, “kalau caranya ngomong yang gampang orang di desil 10, desil 20 yang mendapatkan bansos,minta untuk bisa bekerja. Ini di dukung oleh BAZNAS Pusat, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten Trenggalek. Programnya adalah, tidak apa-apa orang terima bansos itu anaknya banyak. Tidak apa-apa, tapi yang banyak itu anak Kambing, biar ekonomi keluarganya meningkat,” imbuh pemimpin yang akrab disapa Mas Ipin itu, Rabu (30/4/2025).
Kami juga minta bos ternak yang punya Kambing banyak, nanti bisa menyisihkan bibitan ternaknya untuk kita kelola untuk warga prasejahtera. Fasilitas pemerintah akan kita beri proteksi berupa asuransi ternak. Sehingga nanti bila terjadi resiko ternak hilang dan kematian karena bukan kejadian wabah bisa tercover.
Sehingga ekonomi itu bergerak dan yang punya modal bisa membantu yang kecil. Sehingga contohnya, prototipe pilotingnya kita ambilkan dari dana BAZNAS dulu. Sebelum nanti APBD dan kemitraan dengan pengusaha ternak itu kita lakukan di seluruh Kabupaten Trenggalek. Kalau penyerapannya daging seperti Kambing pasti. Karena kita sudah terbiasa, makanan khas sate, satenya sate Kambing. Terus ada hajatan, kita punya yang namanya aqiqahan.
Inikan cara Allah untuk kemudian membagikan Rizqi orang tua untuk anaknya dengan aqiqahan agar anaknya salih-salihah. Pastikan ada permintaan terhadap Kambing. Nanti kita pingin satu lembaga yang mengurusi aqiqah, sehingga ini nanti bisa menjadi pemasarannya peternak-peternak.
Begitu juga dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kambing ini punya protein yang tinggi. Kalau ada orang yang ngomong menyebabkan tersi naik, kata dokter yang membikin tensi naik bukan kambingnya. Tapi kelebihan garam dan kelebihan gulanya dari kecap dan garamnya. Tapi daging Kambing ini proteinnya tinggi dan lebih tinggi dari daging Sapi. Dan harganya lebih relatif terjangkau daripada daging sapi.
Jadi pasarnya banyak terbuka, termasuk kita akan merevitalisasi Rumah Potong Hewan (RPH) kita untuk memastikan kambingnya disembelih dengan cara yang halal. Dagingnyapun dikemas secara baik dan secara halal. Dan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional dan juga pasar-pasar yang ada di Trenggalek secara baik dan halal juga.
Ditanya terkait Ngaduh, bupati yang ditunjuk menjadi Pjs. Ketua APKASI ini menjelaskan “nggaduh ini masudnya, seperti ini sudah ada induk, sudah ada bibit. Kalau nanti tempatnya sudah tidak cukup tapi ada warga miskin yang punya lahan dan juga bisa kita kerjakan di lahan hutan, karena lahan hutan dimungkan difungsikan menjadi hutan kemasyarakatan. (Hari)






